Sisters, masih ingat banyak bermunculan berita bohong (hoax) di media sosial terkait status awas Gunung Agung di Bali hingga dikabarkan telah meletus pada akhir September 2017 lalu? Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sangat menyayangkan ada segelintir orang yang memanfaatkan situasi krisis dengan bermain-main dan bercanda menyebarkan berita bohong di media sosial.
Padahal saat terjadi krisis bencana, kondisi di masyarakat seharusnya dijaga untuk tetap tenang dan justru tidak dibuat resah dan disesatkan melalui berita bohong. Karena itu kedepannya BNPB terus mengingatkan bahwa bencana tidak untuk dipermainkan dan dijadikan bahan candaan. Masyarakat sendiri harus tetap tenang dan dewasa dalam menanggapi masalah ini.
Sementara itu, maraknya hoax atau informasi yang menyesatkan pasca-terjadi bencana alam di media sosial, menjadi perhatian serius Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Untuk mengatasi masalah tersebut, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menerapkan langkah-langkah jitu untuk memeranginya.
Langkah pertama yang diambil ialah seluruh jajaran BMKG di seluruh Indonesia harus selalu siap siaga untuk langsung on air di media terdekat jika terjadi bencana. Setelah itu BMKG juga memantau data yang tercatat dan terekam secara intensif perkembangan terbaru dari sebuah bencana. Kementerian Komunikasi dan Informasi beserta Kepolisian Republik Indonesia juga terus mengingatkan untuk pentingnya literasi media dan pelaku penyebar hoax diancam hukuman penjara serta denda berdasarkan UU ITE.
Nah, basmi hoax, yuk, Sisters! Karena bencana bukanlah bahan candaan!