Sisters, menikah adalah impian semua orang. Namun, seiring berkembangnya zaman yang kemudian juga mempengaruhi pola pikir manusia, menikah pun menjadi sesuatu hal yang lebih kompleks, dalam artian ia tidak lagi hanya sekedar ritual menyatukan dua insan yang saling mencintai untuk hidup bersama dalam biduk rumah tangga. Lebih dari itu, menikah butuh sejumlah hal penting lainnya selain 'cinta' agar bisa berjalan harmonis.
Salah satu yang jadi perhatian ialah masalah finansial. Ya, acap kali finansial menjadi 'momok' bagi banyak pasangan yang hendak melangsungkan pernikahan. Baru merencanakan saja, kamu sudah dipusingkan dengan hal-hal terkait, mulai dari biaya untuk menggelar pesta pernikahan, bahkan hingga biaya-biaya pasca menikah seperti tempat tinggal dan sebagainya pun juga ikut-ikutan masuk dalam pikiran.
Semua hal di atas seharusnya bukan menjadi hal yang 'menakutkan' bila tahu siasatnya. Nah, bagi yang masih minim informasi terkait kiat-kiat menghadapi kendala finansial pra-nikah, ini dia yang harus kamu lakukan dengan pasangan agar tidak ada kesulitan dalam mengatur keuangan rumah tangga bersama. Simak, yuk!
Tidak hanya perihal personality masing-masing, untuk urusan keuanganmu dan pasangan pun harus saling terbuka satu sama lain. Siapa tahu, kamu dan pasangan punya cara yang berbeda dalam mengatur keuangan.
Dengan mengetahui satu sama lain, maka akan meminimalisir adanya kesalahpahaman tatkala kamu berdua hendak mengatur keuangan bersama nantinya, termasuk ketika sedang merencanakan budget untuk melaksanakan pernikahan, Sisters.
Hal ini juga berlaku untuk urusan keuangan yang lainnya, misalnya jika memiliki sejumlah tunggakan, entah kartu kredit, cicilan kendaraan dan lainnya. Jangan merasa malu untuk membicarakan ini kepada pasangan, siapa tahu dengan mendiskusikan hal ini, solusi akan lebih cepat ditemukan. Dua kepala lebih baik dari satu kepala, bukan?
Pihak keluarga kadang bisa jadi batu sandungan bagi pasangan yang hendak menikah, Sisters. Adanya sejumlah permintaan terkait penyelenggaraan pesta pernikahan yang akhirnya menyebabkan anggaran membengkak tentu saja bukan hal yang begitu mengenakkan bagi sebagian pasangan.
Nah, disinilah kamu dan pasangan dituntut untuk bisa menjadi mediator bagi kedua belah pihak. Lakukan negosiasi secara bijak sehingga akan tercipta suatu jalan tengah yang menguntungkan satu sama lain. Pesta pernikahan berlangsung lancar, kamu pun secara finansial tidak terlalu terbebani.
Sebelum memutuskan untuk mengarungi bahtera rumah tangga dengan si dia, tentunya kamu juga sudah merencanakan perihal pengelolaan finansial pasca nikah. Kamu pun dilema, apakah nantinya kamu dan pasangan membuat akun gabungan (join account), atau tetap memiliki rekening masing-masing.
Keduanya tidak benar namun tidak juga salah. Itu semua kembali lagi pada keputusan berdua. Selama itu bisa membuatmu nyaman dan berdampak positif, maka lakukanlah. Jadi, bersikaplah fleksibel dalam menyikapi hal ini.
Sebagai dua insan yang berbeda, kamu dan pasangan pasti juga punya prioritas masing-masing, termasuk prioritas keuangan. Penting untuk mendiskusikan hal ini agar. Buatlah daftar prioritas masing-masing terlebih dahulu. Kemudian, tentukan mana yang jadi prioritas berdua. Dengan melakukan ini, maka antara prioritas pribadi dan prioritas utama bisa berjalan selaras.
Penting untukmu dan pasangan bisa mengatur pembagian tanggung jawab keuangan keluarga. Kamu bisa saja membuat satu akun bersama (join account) yang mana akun tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Pembagian alokasinya bisa disesuaikan dengan kesepakatan berdua, misal kamu bertugas untuk membayar cicilan rumah, kendaraan, dan biaya sekolah anak, sedangkan pasangan lebih ke kebutuhan sehari-hari dan tagihan listrik hingga internet.
Inti dari semuanya adalah kamu berdua harus menjalin komunikasi yang baik dan saling terbuka serta saling memahami. Dengan begitu , tidak akan terjadi kesalahpahaman yang mana hal inilah yang jadi penyebab utama masalah besar menimpa hubungan, tak terkecuali yang berhubungan dengan keuangan. Jadi, kamu sudah siap untuk menikah, Sisters?