Sisters, menggunakan media sosial untuk beberapa hal memang adalah hak setiap orang. Misalnya saja, kamu memiliki Instagram atau Facebook untuk sekedar berbagi kegiatan atau foto dengan teman-teman yang ada di media sosial tersebut. Tapi jangan salah, ternyata ada bahaya mengintai didalamnya. Apa saja itu? Simak, yuk!
Mengincar foto tak senonoh
Mendapatkan foto-foto atau bahkan video tidak senonoh merupakan salah satu target dari predator seks online, Sisters. Biasanya mereka mengawali dengan percakapan normal selayaknya teman di media sosial. Kemudian mengajak bertukar nomor ponsel atau email, agar dapat lebih leluasa beraksi.
Sulit dikenali sejak awal, sebab predator ini bertingkap seperti teman baik atau bahkan kekasih yang sabar mendengarkan curhat, atau mengirimi hadiah-hadiah ke calon korban. Setelah korban percaya 100 persen, maka si predator akan merayu dengan segala cara agar korban bersedia mengirimi mereka foto atau video telanjang. Jika ini terjadi, maka foto tersebut dapat dimanfaatkan untuk pemerasan atau diperjualbelikan, Sisters!
Mengincar kepuasan seks
Sama dengan predator sebelumnya, predator ini mampu meyakinkan korban bahwa dia adalah kekasih yang baik hati. Padahal modusnya hanya ingin mengajak korban berkencan, melakukan hubungan seksual, kemudian ditinggalkan begitu saja. Targetnya bisa jadi banyak wanita sekaligus, bukan hanya satu, lho, Sisters.
Mengincar harta
Tidak semua predator online mengincar kepuasan seksual, banyak pula yang memang menginginkan keuntungan ekonomi semata. Mereka berpura-pura menjadi pihak yang membutuhkan pertolongan, terlilit hutang, membantu orang tua yang sakit keras, serta kisah sedih lain. Wanita yang menjadi target biasanya cepat luluh hatinya, jatuh iba, sehingga bersedia mengirimkan sejumlah uang atau harta berharga.
Sekedar mengerjai
Hal ini biasanya terjadi di kalangan remaja putri, Sisters, di mana mereka diajak bertemu oleh predator, kemudian diajak berkencan. Memang tidak sampai berhubungan seks, namun korban sudah mengalami pelecehan seksual seperti diraba, dicium, atau dipeluk. Bisa juga korban dimintai traktir, dimintai sejumlah uang, pulsa, atau diminta membelikan sesuatu. Bukan dalam jumlah besar, namun jika terjadi berkali-kali tentu sangat merugikan. Niat si predator memang sekadar mengerjai korban. Serem!
Pelecehan seksual online
Kadang terjadi di media sosial, di mana perempuan dijadikan obyek pelecehan seksual. Mulai dari hinaan terhadap foto atau video yang beredar, hingga makian atau cercaan atas organ
intim tubuhnya. Bisa jadi si korban tidak tahu apa-apa, atau sekadar terlibat dalam perdebatan online. Predator online sering membawa-bawa hal seksual untuk membuat korban dipermalukan, merasa tak berdaya dan tak dapat melawan.
Nah, Sisters, hati-hati dalam berteman di media sosial, ya!