Hai Sisters! Pernah melihat pakaian atau kain yang warnanya hanya terdiri dari dua jenis, dengan motif khas yang seolah muncul dari proses tie dye? Jika iya, bisa jadi yang kamu lihat adalah pakaian atau kain Shibori. Dari namanya, kamu mungkin bisa menebak bahwa Shibori berasal dari Jepang. Yup, benar sekali.
Pada dasarnya, Shibori adalah sebuah teknik pewarnaan kain yang berasal dari Jepang, Kabarnya, teknik ini sudah digunakan sejak zaman kekaisaran Jepang beberapa ratus tahun yang lalu. Beberapa pewarna alami bahkan dapat bertahan hingga 600 ratus tahun lamanya.
Shibori berasal dari kata kerja “shiboru”, yang dapat diartikan sebagai proses memanipulasi bahan untuk menghasilkan bentuk tiga dimensi dengan cara mengikat dan membuat simpul.
Jadi, bisa dikatakan bahwa teknik Shibori ini mirip dengan tie dye atau jumputan di Indonesia. Tidak mengherankan jika kemudian banyak orang menyebut Shibori sebagai batik versi Jepang.
Diikat dan dicelup sebagai proses pewarnaan
Pada umumnya motif hiasan pada kain dibuat dengan dengan cara digambar atau dilukis. Namun, tidak begitu halnya dengan Shibori. Untuk menghasilkan gambar atau motif pada kain, teknik Shibori dilakukan dengan cara diikat menggunakan tali, lalu dicelup ke dalam bahan pewarna, Sisters!
Idealnya, Shibori cenderung lebih menerapkan teknik resist dyeing, yakni proses pencelupan sebagian kain dengan cara mencegah bagian lainnya agar tidak terkena zat warna.
Asyiknya lagi, teknik pewarnaan Shibori memiliki proses yang cukup mudah. Orang awam pun bahkan bisa dengan mudah mempelajarinya. Pertama, kamu diharuskan untuk membasahi kain polos. Lalu, ikat sesuai pola atau motif yang diinginkan. Setelah mengikat, celupkan kain tersebut ke dalam larutan pewarna selama beberapa menit.
Jika sudah, ambil kain dari larutan, peras, dan angin-anginkan selama beberapa saat. Biasanya, semakin lama kamu mengangin-anginkan kain, maka hasil warnanya akan terlihat semakin pekat.
Setelah diangin-anginkan, celupkan kain Shibori ke dalam ember berisi larutan cuka pekat dan diamkan selama beberapa saat. Lalu, angin-anginkan kembali kain Shibori tersebut hingga kering. Larutan cuka tersebut digunakan agar warna yang muncul pada kain Shibori tidak luntur atau hilang.
Bisa menggunakan berbagai jenis bahan pewarna
Dalam menerapkan teknik Shibori, ada cukup banyak bahan pewarna yang bisa digunakan.
Salah satu jenis bahan pewarna yang sejak dulu digunakan hingga sekarang dan terbukti kualitas hasilnya adalah indigo (Indigofera Tinctoria), yakni sejenis tanaman perdu yang bisa diambil bagian daun dan rantingnya untuk menghasilkan warna biru, Sisters!
Biasanya, daun-daun Indigo ini akan dikumpulkan dan dikeringkan terlebih dulu di bawah sinar matahari. Setelah kering, daun-daun tersebut direndam dalam wadah besar berisi air dan diaduk-aduk. Nah, selama 100 hari, daun-daun Indigo ini akan difermentasikan dalam campuran air panas, abu bakar, larutan tepung kanji, dan Sake, minuman tradisional Jepang.
Nah, demikian cara membuat pola shibori, kamu siap mencobanya, sisters?
Foto header: Instagram / @jdelgadoesteban