Hai Sisters! Kali ini kita akan berbincang dengan Diah Kusumawardani Wijayanti atau yang akrab disapa dengan Diah. Dia adalah pendiri sekaligus Direktur Eksekutif Yayasan Belantara Budaya Indonesia. Yayasan ini memberikan pelatihan tari dan musik tradisional tanpa biaya alias gratis, lho, Sisters! Diah mendirikan sekolah tari dan musik tradisional gratis karena prihatin terhadap keadaan budaya tradisional dan sangat mencintai budaya Indonesia. Lalu seperti apa pandangan-pandangannya? Yuk, simak wawancara Sisternet di bawah ini!
Halo Sister Diah, terima kasih sudah berkenan meluangkan waktunya untuk Sisternet!
Mengapa Sister Diah memilih untuk fokus pada seni tari dan musik tradisional?
Karena pelestarian budaya adalah passion saya. Saya ingin anak- anak Indonesia bangga akan budayanya sendiri, sedih banget melihat anak muda sekarang lebih bangga dengan budaya asing.
Apa yang melatarbelakangi Sister Diah mendirikan sekolah tari dan musik tradisional gratis?
Ketika mendapat beasiswa S2 arkeologi UI, saya mempunyai ide untuk menggabungkan pelestarian budaya tradisional dan pengenalan sejarah. Museum yang sejatinya adalah sebuah ruang publik untuk belajar sejarah kurang digemari masyarakat, untuk itu saya membuat program belajar music dan tari tradisional di Museum sehingga selain belajar budaya tradisional masyarakat juga bisa belajar sejarah di museum.
Mengapa Sister Diah berani membuka sanggar gratis ini? Dapat uangnya dari mana?
Kenapa gratis? Karena untuk mengajak semua kalangan untuk ikut belajar. Tahap awal adalah mengenalkan dulu budaya tradisional, tahap berikutnya adalah menumbuhkan kecintaan terhadap budaya tradisional dan selanjutnya melatih mereka dengan baik. Selanjutnya peserta bisa mempunyai ketrampilan yang berguna bagi mereka, ketrampilan yang bisa menjadi kebanggaan dan juga bisa menjadi profesi. Saat ini pengeluaran Yayasan 70 persen masih mengunakan uang pribadi saya. Berharap sekali bisa bergandengan tangan dengan perorangan dan perusahaan untuk bersama menjadi pelestari budaya.
Photo by: Kafi Kamaru
Berapa banyak peminat yang ikut sekolah tari dan musik tradisional gratis ini?
Animo masyarakat cukup bagus, saat ini siswa yang tetrdaftar 1300 orang, di 5 sekolah. Sebentar lagi saya akan meresmikan sekolah di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. Doakan ya.
Photo by Narasumber
Biasanya sekolah tari dan musik tradisional gratis ini dilaksanakan dimana?
Sekolah Tari dan Musik Tradisional Gratis dilaksanakan di Museum Kebangkitan Nasional, Museum Nasional, Pendopo Ojo Dumeh (Bandung), dan Nusa Tenggara Timur. 28 Oktober 2017 akan diresmikan Sekolah Tari dan Musik Tradisional Gratis di Jakarta Timur.
Kalau peserta sanggar gratis ini tidak dipungut biaya, lalu bagaimana dengan para pengajarnya?
Pengajar tari dan musik tradisional dibayar. Karena sulit sekali mencari volunteer. Alhamdulilah untuk pengajar musik angklung saya mendapat volunteer yg luar biasa loyal. Saya berharap kedepannya banyak volunter yang akan bergabung.
Apa manfaatnya bagi masyarakat yang ikut tari atau mendalami musik tradisional ini?
Manfaatnya cukup banyak, selain mereka bisa memiliki keterampilan khususnya tari dan musik tradisional, mereka lebih percaya diri karena sering ada pementasan dan juga memiliki jejaring karena bertemu banyak teman disini. Yang pasti belajar budaya adalah belajar budi pekerti.
Apa yang Sister Diah lakukan jika peminat budaya tradisional sudah tidak ada?
Saya berharap bisa berguna untuk orang lain. Sebuah nasehat papa yang selalu aku ingat “Kalau hidupmu cuma untuk keluarga, binatang juga melakukan hal yg sama tetapi kalau hidupmu bisa berguna untuk orang lain, kamu luar biasa kamulah putri saya.“ Saat itu sebuah target hidup untuk melakukan kegiatan yg berguna untuk orang lain mulai aku rancang dengan quote “Berguna Untuk Orang Lain” maka saya dirikan Yayasan Belantara Budaya Indonesia suatu Yayasan yang peduli akan pendidikan, sejarah dan budaya.
Apakah Sister Diah juga menumbuhkan rasa cinta kepada budaya Indonesia kepada keluarga? Bagaimana caranya?
Pada dasarnya saya mengenalkan budaya terutama budaya leluhur saya melalui cerita. Mengajak melihat pementasan dan selanjutnya mengajak untuk ikut berlatih.
Apa yang dilakukan Sister Diah di waktu senggang?
Waktu senggang biasanya saya isi dengan mengajak anak-anak untuk makan, nonton atau ke toko buku. Anak-anak juga ikut belajar di museum sehingga kadang ikut juga membantu kesibukan saya di museum. Saya berusaha memposisikan diri tidak hanya sebagai ibu tetapi sahabat untuk kedua putri saya.
Apa mimpi Sister Diah yang belum kesampaian?
Ingin punya sekolah gratis di museum di seluruh penjuru Nusantara hingga pedalaman pedalaman agar kearifan lokal bisa terus berkembang dan lestari.
Apa yang menjadi harapan terbesar Sister Diah terhadap sanggar gratis ini?
Saya ingin melihat anak-anak Sekolah Tari dan Musik Tradisional Gratis bisa menjadi sukses di bidang masing-masing dengan tetap bisa menjaga budaya tradisional, apalagi kalau ada yang bisa sukses dengan ketrampilan yang mereka pelajari di Sekolah Tari dan Musik Tradisional Gratis. Kesuksesan bisa diraih dengan berbagai macam cara, nah program Sekolah Tari dan Musik Gratis ini berusaha menawarkan sebuah alternatif.
Ketika harus memilih, Sister Diah akan tinggal di Indonesia atau tinggal di negara maju yang lebih mudah menjalani kehidupan?
INDONESIA, 1000 persen cinta Indonesia.
Terimakasih atas waktu dan kesempatannya, serta berbagi inspirasi dengan kami. Sukses selalu untuk Sister Diah!