Hai Sisters! Memulai sebuah bisnis sendiri memang tidak mudah. Banyak hal yang menjadi bahan pertimbangan ketika kamu memutuskan untuk berbisnis. Belum lagi ketakutanmu akan bisnismu ini tidak laku di pasaran, atau tidak bertahan lama.
Namun, buat beberapa orang memulai bisnis sendiri adalah mimpi atau cita-cita yang harus diraih. Leidi Daniar Wirendra contohnya, sosok pelaku bisnis yang memulai usaha kerajinan tangan. Berawal dari hobi yang kini ia tekuni hingga menjadi sebuah profesi yang menyenangkan. Ingin tahu lebih banyak tentang sosok perempuan yang satu ini? Yuk, simak obrolan seru Sisternet dengannya!
Halo Sister Leidi, terima kasih sudah meluangkan waktunya untuk berbincang dengan Sisternet!
Terima kasih juga :)
Bisa ceritakan, siapa sosok Leidi Daniar?
Saya lahir di Semarang, 25 Agustus 1975, sejak SMP memiliki hobi membuat kerajinan terutama di bidang seni jahit. Setelah lulus dari Universitas Diponegoro jurusan komunikasi tahun 1999, lalu bekerja di beberapa perusahaan swasta asing dan perusahaan telekomunikasi selama total 12 tahun, akhirnya memutuskan untuk kembali menekuni hobi saya.
Tahun 2007 sebelum sepenuhnya mundur dari pekerjaan, saya memulai usaha kerajinan tangan souvenir ulang tahun anak-anak sampai 2014 dengan menggunakan label “3 Little Mice” dengan pemasaran secara online. Mulai tahun 2015 saya menemukan ide baru membuat Mara Dolls, dibawah naungan label Alf’s Nest.
Apa saja yang biasa Sister Leidi kerjakan sehari-hari?
Mengurus rumah, anak dan suami. Di waktu luang menyelesaikan pesanan dan mengajar craft.
Sisternet melihat bahwa Sister Leidi memiliki sebuah online shop yang menjual hasil kreasi Sister Leidi, apa saja yang dibuat?
Banyak, terutama yang berkaitan dengan jahit menjahit seperti boneka, bantal2 aplikasi, sampai home decoration.
Kreativitas yang Sisters Leidi lakukan seperti membuat dekorasi rumah, pesta, bahkan sampai boneka-boneka lucu, susah, nggak, sih memulainya?
Tidak sulit selama mau dan suka, apa aja kalau dilakukan dengan hati pasti tidak sulit.
Ide dari mana sampai akhirnya memutuskan untuk terjun ke dunia crafting seperti ini?
Semua karena hobi. Hobi yang sudah ada sejak saya kecil karena lingkungan seni dalam keluarga saya. Dengan banyak hasil karya yang menumpuk kemudian tahun 2007 sosial media mulai aktif di Indonesia saya suka pajang karya saya di media sosial. Dari situ lalu mulai ada yang tertarik untuk membeli.
Wah, berarti berawal dari hobi, ya, lalu sebenarnya apa saja yang diperlukan ketika memulai bisnis ini?
Niat, Keberanian, keyakinan, dan keinginan untuk terus belajar untuk berkarya yang lebih baik dari sebelumnya.
Memulai sebuah bisnis tentu Sister Leidi membutuhkan karyawan utuk membantu mengerjakan semua pesanan. Bagaimana cara Sister Leidi memilih karyawan?
Dilihat dari mereka yang punya kemauan untuk bekerja, lalu setelah itu baru saya melihat skill atau kemampuannya. Karena kalau seseorang mempunyai skill tapi malas ya percuma saja.
Kalau sedang kehabisan ide, biasanya Sister Leidi melakukan apa?
Sejauh ini saya belum pernah kehabisan ide, malah yang ada ide menumpuk dan menari-nari di kepala menunggu kapan bisa dieksekusi. Kuncinya dalam setiap langkah kita harus bisa melihat peluang. Serta banyak-banyaklah bermimpi.
Wah hebat! Lalu sebenarnya apa, sih, yang menarik dalam bisnis ini bagi Sister Leidi?
Bisnis ini melibatkan bentuk kreativitas, sehingga mengasah otak kita untuk selalu mencari hal-hal baru yang bisa diterima pasar. Selain itu karena dimulai dari hobi yang kemudian ternyata bisa dikembangkan menjadi sesuatu yang menghasilkan. Selama ini saya tidak ada rasa bosan dalam menjalaninya. Maka dari itu, bisnis ini cukup bertahan sejak tahun 2007 sampai sekarang.
Apakah bisnis yang Sister Leidi jalankan ini sudah bisa disebut sebagai profesi?
Bisa dibilang iya. Profesi saya sebagai crafter dan pengajar craft
Selain semua yang berhubungan dengan art atau seni, apa lagi hobi Sister Leidi?
Selain art dan craft, saya juga suka mendengarkan musik, dan juga di waktu senggang saya suka bermain dengan binatang peliharaan.
Sulit nggak membagi waktu antara keluarga dan bisnis?
Sebenarnya dengan membuat bisnis sendiri atau berwirausaha seperti sekarang ini justru membuat saya lebih mudah membagi waktu dengan keluarga. Karena saya tidak memiliki batas waktu seperti harus berangkat ke kantor, kehabisan waktu karena kena macet di jalan.
Apa moto hidup Sister Leidi?
Mimpi tidak akan jadi nyata jika bukan kita sendiri yang mewujudkan. Fight for it!
Apakah mungkin seorang perempuan bisa benar-benar mengerjakan pekerjaan sekaligus menyukai pekerjaannya itu?
Selama melakukannya dengan hati, pasti bisa. Apapun pekerjaannya, saat saya menjadi seorang ‘sales person’ selama 12 tahun saya pun mencintai pekerjaan itu. Keputusan saya meninggalkan pekerjaan kantoran karena keinginan saya untuk bisa secara langsung mendidik dan mendampingi anak semata wayang saya.
Sebagai penutup, tips apa yang bisa Sister Leidi bagikan untuk para pembaca Sisternet dalam menjalankan bisnis sendiri?
Dengan keberanian, keyakinan, dan tekad yang kuat kita pasti bisa melalui rintangan yang akan muncul dari setiap hal yang kita lakukan termasuk dalam bisnis.
Keren! Terima kasih untuk sharing dan semangatnya! Semoga Sister Leidi sukses selalu!
Foto diambil dari Instagram: @alf_nest