Sisters, Man of the Week kali ini menghadirkan seorang fotografer muda yang berdomisili di Bali. Namanya Wahyu Mahendra. Sebagian dari kamu pasti sudah pernah mampir dan menikmati feed Instagram @iwwm. Mahasiswa fotografi tahun terakhir ini menyajikan berbagai foto landscape yang memukau dengan warna-warna fantasi yang mengundang imajinasi.
Bagaimana seorang Wahyu Mahendra menggunakan media sosial dan menjadi self-preneur serta influencer di dunia maya? Apa yang menjadi inspirasi pria yang ingin belajar diving tapi belum kesampaian ini? Apa yang membuatnya berkarya dan memukau banyak khalayak dunia maya?
Simak obrolan Sisternet dengan pria yang lebih suka kedinginan di puncak gunung, basah-basahan di pantai dibandingkan shopping berjam-jam di mall berikut ini.
Halo Wahyu, salam kenal dari Sisternet! Apa kesibukannya akhir-akhir ini?
Saat ini aku sedang memulai bisnis travel di Bali yang menyediakan jasa fotografi juga. Sebagai influencer juga, promosi beberapa brand di Instagram. Dan, ada beberapa project besar. Salah satunya sebagai fotografer travel untuk seorang konglomerat dari Philippines. Jadi mulai traveling keluar negeri tahun ini.
Wah, sibuk banget sepertinya. Omong-omong, mengapa fotografi dan traveling menarik untuk Wahyu?
Aku ingin menginspirasi orang banyak, bahwa kita hidup cuma sekali dan bumi tempat tinggal kita ini indah banget. Aku juga sadar, tidak semua orang bisa traveling, punya uang lebih untuk traveling. Jadi dengan membagikannya di media sosial, setidaknya mereka bisa ikut merasa bahagia walau hanya melalui gambar.
Berbicara soal traveling, kira-kira ada tempat yang ingin dikunjungi?
Kalau di Indonesia, ingin sekali ke Maluku! Kepulauan Kei dan Banda Neira jadi salah satu impianku. Kalau untuk luar negeri, New Zealand! Sepertinya foto ngawur menggunakan handphone saja di sana hasilnya pasti bagus.
Pasti seru banget ya kalau akhirnya bisa mengunjungi dua tempat itu. Kalau untuk foto dapat ide dan inspirasi dari mana?
Dari explore Instagram. Aku belajar semuanya otodidak. Awalnya dari meniru lalu mulai mencari angle lain. Aku suka menggabungkan style beberapa fotografer favoritku di Instagram lalu membuat karya yang terlihat itu ‘Wahyu’ banget.
Sadar atau tidak, semakin sering melihat foto orang, semakin sering mata terlatih untuk belajar foto.
Terbiasa melihat foto bagus, bisa membantu untuk melihat angle foto yang bagus juga ya. Biasanya fotografer profesional selalu bawa kamera ke mana-mana, Wahyu begitu juga?
Yup! Tapi tidak bawa kamera ke toilet juga, sih. Setiap traveling, kamera pasti aku bawa. Aku tidak mau ketinggalan momen apapun. Entah itu senyuman atau ekspresi teman travelingku atau bahkan hal-hal kecil seperti burung atau bentuk-bentuk awan yang unik saat sunset atau sunrise. Momen cuma datang sekali, right?
Foto: instagram @iwwm
Right! Menurut Wahyu, bagaimana perkembangan dunia fotografi di Indonesia saat ini?
Pesat sekali! Semua orang sekarang memiliki kamera. Mulai dari yang sederhana seperti handphone, pocket, mirrorless, SLR, bahkan drone. Aku sebenarnya senang banget. Kita sudah seharusnya lebih maju dibanding Eropa atau Amerika. Jangan sampai kalah, apalagi kita hidup di negara yang alamnya super indah. Sudah seharusnya mengabadikannya dan ‘menyombongkannya’ ke dunia!
Bagaimana cara Wahyu membangun brand image sebagai fotografer melalui media sosial?
Lebih ke membuktikan bahwa kita mampu mengabadikan momen dari sudut pandang yang berbeda. Setiap orang pernah ke pantai. Sekarang tugas fotografer adalah bagaimana membuat pantai yang sesungguhnya sudah indah, bisa terlihat lebih memikat orang melalui media dua dimensi.
Menunjukkan sudut pandang yang berbeda dari yang sehari-harinya terlihat, ya. Apa tipsnya supaya media sosial kita dilirik oleh banyak orang?
Ini butuh proses yang sangaaaaat lama. Aku di dunia Instagram sudah hampir dua setengah tahun. Caranya sederhana, karya kita harus berbeda, bisa menginspirasi orang lain. Juga jangan takut untuk berteman khususnya dengan orang-orang yang kita idolakan.
Foto: instagram @iwwm
Menurut kamu, apakah media sosial sekarang ini bisa dijadikan sebuah platform untuk menjual jasa atau keahlian?
Bisa banget. Media sosial sebenarnya salah satu cara paling efektif, mudah dan murah.
Apa saja tipsnya supaya media sosial bisa digunakan sebagaimana mestinya?
Ambil yang positifnya saja. Sekarang balik lagi ke tujuan awal kenapa menggunakan sosial media. Sudah banyak beredar cerita-cerita sukses orang yang hanya bermodalkan sosial media. Tinggal bagaimana niat kita untuk menjadi lebih berkembang dan seperti mereka.
Sebagai seorang influencer di media sosial, apa plus minus yang kamu dapat?
Plusnya bisa mendapat banyak pengalaman baru yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Bukan sekadar material, jumlah likes atau komentar. Tapi bagaimana sosial media mengubah hidup khususnya ke arah yang lebih positif, menambah jaringan teman. Minusnya jadi harus hati-hati dalam bersikap. Karena dunia ini sempit, sekali kita berlaku buruk, haters akan banyak bermunculan.
Kalau begitu, apa yang harus kamu kompromikan saat menggunakan media sosial sebagai sarana komunikasi?
Waktu! Jujur sosmed ini banyak menguras waktu.
Hmm. Bicara tentang Instagram, feed Wahyu di @iwwm itu kan keren banget. Bagaimana caranya membangun feed supaya banyak orang menyukai postingan kita?
Aku awalnya tidak pernah kepikiran untuk jadi seperti sekarang. Awalnya suka foto dan pengen jadi fotografer yang baik. Itu saja. Bukan tentang terkenal atau berapa puluh ribu likes yang didapat. Intinya jangan pernah puas dan terpikat oleh sanjungan orang. Harus terus belajar.
Setuju, setuju. Terus, bagaimana cara Wahyu membangun networking di Instagram?
Harus memaksakan diri belajar Bahasa inggris dan berani untuk berbicara dengan fotografer luar negeri. Jika ingin lebih dikenal, tidak bisa hanya di Indonesia. Media sosial digunakan di seluruh dunia dan kita tidak pernah tahu peluang bisa datang dari mana saja.
Buat orang kebanyakan, memiliki akun Instagram mungkin hanya dipakai untuk diri sendiri, bagaimana caranya supaya Instagram itu lebih berguna bagi kita?
Dipilah, saring yang positifnya saja. Ini aplikasi gratis. Mumpung gratis kenapa tidak dimanfaatkan secara maksimal?
Bagaimana seharusnya kita melihat sebuah fenomena media sosial yang makin beragam?
Tergantung diri masing-masing. Mau menanggapinya secara serius atau tidak. Kalau aku, sekarang ingin fokus mewujudkan semua mimpi-mimpi. Orang mau berbuat apa, kalau tidak mempengaruhi kehidupanku dan hanya berdampak negatif, lebih baik ditinggalkan. Toh juga tidak merugikan kita sama sekali.
Menilik fenomena di media sosial yang fluktuatif, dinamis, dan cepat sekali berubah, untuk selanjutnya apa yang ingin Wahyu lakukan?
Tetap balik ke prinsip awal, apa tujuan membuat sosial media. Berusaha memaksimalkan dan mencari peluang sebanyak-banyaknya. Karena sosial media sifatnya sementara, jadi harus cerdik menggunakannya. Pikirkan jangka panjangnya.
Walaupun media sosial bersifat fleeting, tetap harus memikirkan dampak jangka panjangnya, ya. Menarik. Apa cita-cita Wahyu yang belum kesampaian?
Banyaaaak. Ingin bisa membayar perjalanan orang tua keluar negeri. Ingin membangun company sendiri yang berkecimpung di dunia sosial media dan fotografi.
Semoga tercapai! Ada pesan untuk para pembaca Sisternet?
Live the life of your dreams :)
Got it! Terima kasih atas waktunya, Wahyu!
Sama-sama!
Ingin Sisternet mewawancari entrepreneur favorit kamu untuk rubrik Man of the Week? Kirimkan saran kamu ke info@sisternet.co.id atau tulis komentarmu di bawah ini, Sisters!