Sisters, mari berkenalan dengan Sister Maria Pratiwi. Bagi kamu yang mencintai dunia musik klasik di Indonesia mungkin sudah mengenal namanya, tetapi bagi yang belum, Sister Maria adalah harpist pertama di negeri ini yang bergelar Master of Music in Harp Performance. Omong-omong Sister Maria juga orang Asia pertama yang memenangkan kompetisi The Great Hall Concerto Competition 2012, lho!
Sebagai seorang solois harpist (pemain harpa solo) dari Indonesia, ia punya keinginan untuk berbagi ilmu dan kecintaannya terhadap harpa kepada masyarakat luas, terutama yang ada di Indonesia. Salah satu cara Sister Maria mewujudkan hal itu adalah dengan menjadi seorang pengajar harpa sejak 2014. Selain itu, Sister Maria juga membangun bisnis sekolah musik di Indonesia. Keren, kan!
Yuk, ikuti obrolan Sisternet bersama Maria Pratiwi, Sang Harpis!
Hai Sister Maria, pertama-tama, Sisternet penasaran nih. Mengapa memilih menjadi solois harpist di Indonesia?
Musisi instrumentalist di Indonesia masih cukup jarang dan kadang kurang dihargai karena tidak adanya lirik lagu. Namun dengan berkiprah sebagai solois harpist, saya berharap para musisi instrumentalist di Indonesia dapat lebih dihargai seperti musisi dunia lainnya yang bisa berdiri sendiri. Contohnya Kenny G, Dave Koz, yang bisa menghibur dengan membawakan lagu-lagunya sendiri atau lagu orang lain secara instrumental.
Selain itu, harpa terbilang alat musik yang tidak lumrah di Indonesia. Tapi karena masih langka dimainkan pada saat itu, jadi tidak ada habisnya bereksplorasi dengan harpa. Setiap hari selalu saja ada yang baru.
Benar juga. Jadi seru sendiri dalam mengeksplorasi harpa ya. Apa sih yang membuat Sister Maria jatuh cinta dengan alat musik harpa ini? Ada alat musik lain yang bisa dimainkan?
Suara dan bentuknya yang elegan. Suaranya juga membuat saya tenang, bahkan saya seperti memiliki dunia sendiri ketika memainkannya. Saya juga bisa memainkan electone, piano, gitar dan biola.
Wow, terampil sekali sampai bisa memainkan 5 alat musik. Kalau membuat alunan harpa, biasanya dapat inspirasi dari mana?
Dari pengalaman hidup pribadi, terutama hubungan dengan Tuhan
Makanya karya musiknya terdengar personal sekali, ya. Oh iya, kami mendengar bahwa Sister Maria memiliki sebuah bisnis sekolah musik, bisa diceritakan?
Kecintaan saya terhadap alat musik harpa juga membawa saya menjadi seorang pengajar harpa sejak 2014. Dari sana saya mulai diberikan murid-murid bertalenta luar biasa yang tentu saja membuat saya bangga. Sampai hari ini kurang lebih ada 12 murid dari berbagai usia.
Kini, di 2017 ini, saya mulai membuat kurikulum untuk alat musik harpa dan merintis sekolah musik khusus harpa yang berbasis internasional dengan ujian internasional, mengikuti konser-konser berskala nasional dan internasional, serta akan mengadakan masterclass atau summer school untuk harpa tahun depan.
Selain itu ada juga kursus yang diberikan, sifatnya lebih privat dan ada kelas tambahan, yaitu kelas Ensemble harpa yang saya namakan “Maria Pratiwi Harp Ensemble”.
Keren banget! Semoga semua urusan dilancarkan. Memulai sebuah bisnis tentu ada tantangannya. Apa saja yang dialami ketika memulainya? Bagaimana cara Sister Maria mengatasinya?
Baru merintis dan bekerja sendiri tentunya membuat waktu terkuras banyak dan pastinya memerlukan tenaga pengajar maupun tenaga kerja lainnya. Untuk mengaturnya, saya harus pintar-pintar membagi waktu. Kapan saya harus fokus mengajar dan kapan fokus pada profesi saya sebagai solois harpist. Tapi tentu saja, karena saya menyukai keduanya maka saya masih bisa membuatnya berjalan beriringan tanpa hambatan.
Foto: dokumen pribadi/instagram @mariapratiwi_harpschool
Ketika bisnis yang dijalankan sudah berjalan, kira-kira kiat apa saja yang bisa dibagi ke Sisters agar bisnis berjalan mulus dan berkelanjutan?
Pantang menyerah dengan segala kendala, tekun, gigih, tetap harus latihan di sela-sela kesibukan, dan jangan mudah terbawa arus dunia. Jika kita berada di jalan yang benar, pastinya akan dilancarkan sama Tuhan. Yang pasti, jangan lupa berdoa dan tetap semangat.
Harus tetap semangat walau badai menghadang, ya. Menurut Sister Maria, apa yang dibutuhkan perempuan agar bisa memulai bisnis sendiri?
Menurut saya, tekad yang kuat yang disertai kemampuan. Bisa dalam kemampuan ilmu atau skill, atau kemampuan dalam memiliki modal. Kalau memiliki keduanya menurut saya akan lebih menunjang. Tapi kalau tidak, Sisters bisa mengembangkannya secara maksimal.
Biasanya kalau sedang senggang, ngapain?
Karena saya suka memasak, waktu senggang biasanya saya gunakan untuk masak, atau santai menonton televisi, atau pergi ke bioskop kalau ada film bagus sedang diputar.
Kalau bicara tentang impian, apa yang jadi cita-cita terbesar Sister Maria?
Menjadi solois harpist di Indonesia yang diakui baik secara nasional maupun internasional. Selain itu saya juga ingin sekali membangun sekolah musik dengan berbagai alat musik tak hanya harpa saja.
Amin! Semoga tercapai! Hm, kalau harpist favorit, siapa?
Sebenarnya ada banyak, tapi ini beberapa yang saya sukai, untuk klasik harpist saya sangat suka dengan Isabell Moretti, seorang harpist dari Perancis. Ada satu lagi, dia lebih ke crossover harpist, namanya Deborah Henson Conant, berasal dari Amerika Serikat.
Wah, Sisters bisa tuh langsung cek harpist favoritnya Sister Maria. Bicara soal perempuan, seperti apa, sih, perempuan sukses menurut Maria?
Menurut saya, perempuan yang sukses adalah perempuan yang bijaksana dalam mengambil sebuah keputusan atau tindakan. Yang pandai berkata namun santun berucap. Tidak asal sembarang saja. Dan saya pikir perempuan yang punya pendirian atau prinsip dalam hidup juga bisa disebut perempuan sukses.
Daripada pencapaian, perempuan sukses bagi Maria adalah yang bertanggung jawab ya. Terima kasih atas kesempatan ngobrolnya. Sukses selalu, Sister Maria!