Sisters, kalau mengaca dari hal yang kita lakukan sehari-hari, pasti kamu sadar dengan kehadiran plastik. Entah untuk belanja kebutuhan atau membeli makanan dan minuman, kita pasti membutuhkan plastik. Hanya saja, sadar nggak sih kalau plastik itu berdampak buruk bagi bumi ini?
Tahukah Sisters, bahwa plastik diciptakan sebagai alternatif pengganti gelas dan aluminium untuk kemasan? Setiap tahun, penduduk dunia menggunakan 275.000.000 megaton plastik. Itu adalah fakta yang tidak bisa dipungkiri.
Data Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup menyebutkan, Indonesia telah menggunakan 9,8 miliar lembar kantong plastik setiap tahunnya. Dari jumlah tersebut, 95 persen hanya berakhir jadi sampah yang tidak bisa terurai.
Salah satu alasan mengapa plastik sulit terurai adalah karena bahan bakunya yang terbuat dari minyak bumi dan gas alam. Dengan penambahan aditif, plastik dapat bertahan hingga 1 milenium sebelum akhirnya perlahan terurai secara alami, Sisters.
Di sisi lain, sampah plastik masih banyak yang dibuang dengan cara dikubur, dibuang ke sungai atau dibakar. Hal ini dapat menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan. Sebagai contoh, sampah plastik yang dibuang ke laut mengancam kehidupan ikan, mamalia, burung laut, dan terumbu karang.
Foto: 1000Kebun
Untuk mengatasi masalah ini, banyak inovasi telah diciptakan, antara lain plastik berbahan baku pati singkong. Salah satunya adalah Sugianto Tandio, yang menciptakan plastik ramah lingkungan Oxium dan Ecoplas. Meski plastik telah menghidupi keluarga besarnya sejak 1971, Sugianto Tandio (47 tahun) tidak menutup mata terhadap potensi bahaya produk tersebut.
“Kekuatan dan keawetan plastik adalah bahayanya,” ujar Presiden Direktur PT Tirta Marta, perusahaan kemasan plastik yang pabriknya berlokasi di Serang, Cikupa, Tangerang itu.
Berangkat dari pemikiran itu, sejak tahun 2000 Sugianto meriset formula yang mampu memperpendek “usia hidup” plastik. Lulusan pasca sarjana University of North Dakota, Amerika Serikat (AS) ini kemudian mulai melakukan penelitian pada tahun 2000. Membutuhkan waktu yang tak pendek, produk plastik ramah lingkungan bisa sempurna pada 2010.
Produk plastik ramah lingkungan tersebut menggunakan teknologi Oxium dan Ecoplas. Oxium adalah aditif yang ditambahkan ke biji plastik biasa yang membuat plastik akan lebih cepat terurai. Sedangkan Ecoplas adalah plastik yang dibuat menggunakan tepung dari singkong.
Ia melanjutkan, untuk produk tas belanja, Oxium sudah hampir menguasai semua gerai retail di Indonesia. "Sekitar 95 persen pasar modern besar sudah memakai Oxium," kata Sugianto.
Wuih, kerennya karya anak bangsa yang ramah lingkungan ini. Kamu pun dapat berkontribusi menjaga lingkungan juga, lho, Sisters. Caranya dengan mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari dan tidak membuang sampah plastik sembarangan di alam!
Content Partner: 1000Kebun