Hai Sisters! Kembali dengan Man of the Week, kali ini kita menyapa Haykal Kamil. Pria muda yang sudah berkarier di dunia akting selama 15 tahun ini sekarang lebih banyak bergelut di balik layar. Pasalnya iya sibuk membangun bisnis keluarga, Meccanism Group, bersama kakak-kakak perempuannya.
Foto: instagram @meccanismbyzaskiamecca
Zaskia Mecca, Meccanism, Bia by Zaskia Mecca, POMP! Hijab, ZAM Cosmetics adalah deretan hijab fashion & halal beauty brand yang pasti sudah sering kamu dengar. Di balik brand yang paham maunya wanita ini ada Haykal Kamil yang menggawangi posisi Chief Marketing Officer. Bagaimana Haykal merintis kariernya di dunia entrepreneur ini?
Foto: instagram @zamcosmetics
Dari digandeng lalu dipecat dan digandeng lagi sama kakak sendiri, bicara soal uang, sampai mengembangkan bisnis, Haykal blak-blakan berbagi rahasianya dalam membangun bisnis keluarga dengan Sisternet! Catat 15 hal ini sebelum kamu memulai bisnismu sendiri bersama keluarga.
1. Urusan bisnis dan keluarga jangan digabung
Haykal: "Awalnya susah banget. Dulu omongan keluarga, omongan bisnis semuanya digabung. Tapi messed up. Akhirnya dipisah semua. Ngomongin kerjaan ya di kantor. Di rumah nggak ngobrolin bisnis. Ini fundamental. Di grup chatting juga ini dipisah."
2. Harus sadar diri dengan kapasitas diri
Haykal: "Di family business harus sadar diri. Kalau ujung-ujungnya semua pos penting dipegang sama keluarga sendiri yang memang kapasitasnya bukan di situ juga susah sih.
Kayak aku punya background pendidikan di bidang bisnis terus ada minoring in marketing, jadinya CMO. Kak Tania yang dulu kerja perusahaan multinasional dan sempat jadi brand manager akhirnya jadi CEO di Meccanism. Kak Tasya yang ngurusin operasional di kantor, jadi COO. Kak Ia yang lebih tertarik dengan kreatif jadi Creative Director-nya. Marsha yang aktif social life-nya, yang bikin komunitas, jadi influencer, dia jadi head of social media-nya. Yang penting komitmen untuk saling percaya dengan posisinya masing-masing."
3. Bicara harus ada strateginya
Haykal: "Dulu itu apa yang mau diomongin, langsung dibilang begitu saja. Dari kuliah ABC, ya ABC. Tapi bicara teori kan beda dengan berkomunikasi langsung dengan manusia. Apa lagi berhubungan dengan perempuan. Ngomong dengan wanita itu ada caranya. Nggak bisa langsung to the point. Jadi harus diakali.
Timing juga harus diperhatikan. Kalau misalnya ada isu yang aku ngomong langsung dengan orangnya bisa jadi masalah, coba ngomong ke yang lain yang bisa mengangkat isunya. Ini penting, apalagi yang mau diomongin bukan porsi kita buat ngomong. Dulu aku kalau A ya A, B ya B. Akhirnya malah sempat dipecat. Ya, ternyata nggak bisa begitu. Ngomong dengan orang ada strateginya."
4. Ngomongin soal uang sejak awal
Haykal: "Ketika family business, suka susah ngomongin siapa dapat apa dan siapa yang ngerjain apa. Yang terakhir mungkin nggak susah. Tapi yang siapa dapat apa itu biasa nggak jelas. Kadang-kadang malah nggak diomongin. Jadinya, di awal ya sudah harus diomongin dengan jelas."
5. Penting untuk misahin fungsi kepemilikan sama fungsi pengelolaan
Haykal: "Ini penting terutama ngomongin porsi kerja, evaluasi kerja, dan urusan uang. Karena nggak bisa semuanya dibagi adil sama rata. Terus kalau memang punya beberapa brand dalam satu grup, walaupun di atas gabung jadi satu, untuk finance dan operational masing-masing brand nggak dijadiin satu supaya jelas manajemennya. Setiap divisi juga harus punya decision maker sendiri."
6. Komunikasi harus clear and clean
Haykal: "Ya, kalau ada masalah harus diomongin. Kita ada weekly meeting. Pas itu apa yang terjadi dalam satu minggu itu dibahas."
7. Harus mengerti kebutuhan pasar
Haykal: "Kalau targetnya wanita, harus paham dunia wanita. Apa yang mereka butuhkan. Terus mengerti kompleksnya karakter perempuan. Untungnya aku dari kecil sudah terjebak di dunia perempuan. Terjebaknya dalam arti positif, ya."
8. Jangan baper saat berbisnis. Jangan menghindari business logic.
Haykal: "Perempuan itu biasanya nggak mau ribet. Padahal urusan seperti manajemen dan finance itu penting. Atau business logic seperti kalau penetrasi ke pasar itu penting, lho. Uang bisa datang belakangan. Jadi, nggak bisa dari awal hanya memikirkan monetize. Itu justru lebih belakangan. Atau kalau dalam memutuskan sesuatu, suka terbawa perasaan atau nggak enakan. Padahal kalau bicara bisnis, harus profesional."
9. Fokus dengan kualitas produk itu penting
Haykal: "Sebagai selebpreneur, we are just one step ahead. Kita punya fanbase di dunia maya, terus diubah jadi citizen dengan membuat produk yang ingin mereka beli. Tapi, at the end, kualitas produknya yang akan bicara."
10. The giants are not necessary the winner
Haykal: "Zaman sekarang dengan internet dan media sosial, sebenarnya dunia bisnis itu jadi flat. Semua orang punya kesempatan untuk sukses. Nggak selamanya the giants, yang punya modal gede itu, pasti jadi pemenangnya.
Jadi harus bisa memanfaatkan momentum ini, sih. Apalagi kita hidup di zaman yang nggak harus, sebagai analogi nih, menemukan lampu dulu untuk bisa menikmati manfaatnya. Harus bisa memanfaatkan peluang dan apa yang kita punya. Modal juga nggak selalu berupa uang kok. Bisa juga ide atau yang lain-lain. Nah, yang penting itu idenya harus jadi aksi."
11. Managing people is hard!
Haykal: "Karena manusia itu punya hati, punya idealisme yang berbeda. Ini susah dan aku masih harus belajar supaya nggak terjadi gesekan. Tapi untuk mengakali ini, yang penting itu job description yang jelas. Kalau sudah jelas, harus percaya dengan yang sudah diberikan tanggung jawab. Kayak misalnya soal keputusan itu nggak semuanya harus ke atas dulu. Nggak semua keputusan itu harus ke pusat. Yang susah itu memang memberikan trust ke orang lain, karena kepercayaan itu mahal banget."
12. Tips promosi: brand atau produk harus menjadi solusi
Haykal: "Bisnis itu harus dimulai untuk menjadi solusi dari masalah yang ditemukan. Bukan karena ikut-ikutan tren. Sisanya bisa manfaatin gimmick marketing kayak endorsement. Misalnya Kak Ia (red. Zaskia Mecca) tiap hari bisa nerima barang untuk endorsement, jadi sebenarnya semua orang bisa saja kan manfaatin hal ini?"
13. Punya distribution channel yang variatif
Haykal: "Kalau punya usaha, nggak bisa tergantung dengan satu distribution channel saja untuk jualan. Kalau ada apa-apa, turbulensi ke manajemennya bisa berisiko."
14. Harus punya end goals terus-terusan
Haykal: "Supaya perusahaan bisa jalan terus, jadi harus punya masalah untuk dicarikan solusinya. Harus punya goals dan end goals terus."
15. Lebih baik gagal sekarang daripada gagal nanti
Haykal: "Kalau mau memulai usaha, mulai dari sekarang, hari ini juga. Bukan besok atau nanti. Soalnya kalau gagalnya sekarang jadinya bisa belajar dan mengambil hikmahnya daripada nanti-nanti terus."
Foto: Dokumen Pribadi
Ingin Sisternet mewawancari entrepreneur favorit kamu untuk rubrik Man of the Week? Kirimkan saran kamu ke info@sisternet.co.id atau tulis komentarmu di bawah ini, Sisters!