Buat para Sisters, definisi indahnya proses ada dalam artikel ini. Setiap menjalani suatu proses untuk menuju hasil yang maksimal, diperlukan proses atau fase yang rumit. Begitu pun dengan para pendiri startup yang sudah memiliki nama yang besar saat ini. Jauh sebelum karirnya cemerlang saat ini, mereka telah melalui proses yang panjang dan rumit, salah satunya seperti diremehkan oleh orang sekitar. Yuk baca ulasan perjuangan mereka untuk jadi sumber motivasimu!
Kita Bisa
Foto: Viva.co.id
Jika selama ini kita sering mendengar Kita Bisa sebagai sebuah startup gerakan sosial yang sukses menggalang banyak dana, tapi tahukah Sisters bahwa proses awalnya tak semulus kelihatannya? Alfatih Timur selaku pendiri Kita Bisa sempat melalui proses pahitnya diremehkan oleh orang sekitar mengenai ide startup yang ingin digagas kala itu. Sebagai orang yang telah lama menggalang proyek sosial, pada tahun 2013 ia berhasil menggagas Kita Bisa berkat menolong teman kampusnya menggalang dana untuk kegiatan sosial. Alhasil, ide ini tak hanya terbatas oleh masa itu, Al Fatih melanjutkan dan mengembangkannya menjadi Kita Bisa.
Melihat program penggalangan dana yang biasa dilakukan sebatas kampanye biasa ternyata membuat orang mengira pembuatan startup Kita Bisa ini tak akan berlangsung maju. Namun kenyataannya, justru terobosan seperti inilah yang sukses menarik perhatian dan bahkan memudahkan banyak orang untuk ikut berpartisipasi. Sukses terus Kita Bisa!
Tokopedia
Foto: Hipwee
Siapa sangka pendiri startup yang kini telah berubah menjadi perusahaan rintisan sukses ini mengawali bisnisnya dari proses yang teramat sulit. William Tanuwijaya berasal dari latar belakang keluarga yang jauh dari bidang bisnis, bahkan ia sempat berkarir sebagai karyawan selama 10 tahun. Dari tempat kerjanya inilah sebuah proses dimulai.
Saat William mulai menemukan beberapa pencerahan untuk konsep dasar bisnis ini, ia kemudian menceritakan seluruh ide kepada atasan tempatnya bekerja, dengan maksud untuk diberi bantuan modalnya. Namun karena melihat latar belakang keluarga yang jauh dari pengalaman bisnis, akhirnya permintaan tersebut ditolak dan dinilai tak memiliki peluang. Semangat William tak terputus sampai di situ. Ia tak henti mencari alternatif dan meyakinkan banyak orang untuk memberinya bantuan. Sampai berkat jerih payah yang luar biasa, akhirnya William menemukan banyak investor berdatangan dan hingga kini dibanjiri oleh investor asing di balik kesuksesan Tokopedia.
HijUp
Foto: Instagram @diajenglestari
Tentu para Sisters sudah tak asing dengan e-commerce pertama yang menjual Islamic fashion di dunia ini? Besarnya suatu perusahaan tentu tak luput dari proses awal yang panjang. Begitu pun dengan HijUp. Menjadi situs e-commerce Islamic fashion pertama di dunia ternyata membuat Diajeng Lestari harus berusaha extra untuk mewujudkan impiannya ini. Pasalnya, belum ada e-commerce yang serupa di kala itu, sehingga membuat Diajeng perlu meyakinkan banyak orang bahwa idenya layak untuk diperjuangkan.
Diajeng mengaku hal tersulit yang pernah ia lalui adalah saat meyakinkan calon tenant untuk memajang produknya di website miliknya. Di antara banyaknya calon tenant yang didekati, tak sedikit pula yang mencibir dan menolak pengajuan Diajeng. Namun saat satu per satu tenant berdatangan, bahkan hingga sekarang, justru Diajeng disibukkan dengan proposal pengajuan oleh para calon tenant yang ingin bekerja sama. Segala usaha yang dimulai dengan baik, tentu mendapat hasil yang baik pula.
Bebelian
Foto: Instagram @thestyletravelista
Satu lagi kisah inspiratif yang datang dari e-commerce fashion Indonesia. Khairiyyah Sari selaku pendiri Bebelian.com, situs pembelian tas bermerk premium sempat mengalami proses awal yang hampir membuat dirinya putus asa. Lagi dan lagi, opini orang sekitar yang mengira Khairiyyah Sari tak akan mampu menjalani startup ini justru membuahkan hasil sebaliknya. Hal ini dikarenakan dirinya cenderung gaptek atau tidak mengerti teknologi, sehingga tak mungkin rasanya untuk masuk ke ranah bisnis teknologi. Namun saat melihat hasil, berkat link yang tersebar dan passion akan fashion, ia mampu menjalaninya hingga kini sudah sangat dikenal oleh para pemburu tas premium dunia.
Berkarya memang tidak ada batasnya. Dibarengi dengan niat, usaha, dan passion yang maksimal niscaya akan membuahkan hasil yang baik pula. Oleh karena itu, semoga semangat dan kreativitas para generasi millennials pun tak akan padam oleh apapun. Yuk berkarya!