Sisters, memiliki rekan atau partner dalam bisnis adalah hal yang wajar dalam menjalankan bisnis. Ada beberapa orang yang memilih keluarga sebagai partnernya dalam berbisnis. Alasannya simpel, karena kita sudah dekat dan kenal sama keluarga sendiri. Tentu saja hal tersebut akan mempermudah komunikasi dan memperkecil risiko bisnis.
Walau begitu menjadikan keluarga sendiri sebagai partner bisnis juga kekurangannya. Yuk, intip di bawah ini!
Sungkan dan segan saat harus menegur
Pernah nggak kamu sungkan menegur keluargamu sendiri tentang satu hal dan lainnya? Hal ini bisa terjadi pula saat kalian bisnis bareng, Sisters.
Tidak ada aturan atau pembagian kerja yang jelas akan membuat kamu atau anggota keluarga yang menjadi partnermu sungkan menegur saat terjadi kesalahan. Bayangkan bila hal ini dibiarkan terus menerus, tentu bisnis kalian bisa runyam, Sisters.
Jawabannya: Job desk yang jelas!
Sebelum memulai bisnis dengan keluarga, pastikan kamu sudah mempersiapkan job desk yang jelas di antara kalian.
Berdiskusi bersama secara terbuka mengenai tugas masing-masing sesuai dengan skill dan pengalaman yang dimiliki. Tentukan juga siapa yang bertanggung jawab saat salah seorang tidak masuk karena sakit atau cuti.
Dengan pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas, maka kalian nggak perlu sungkan lagi untuk saling menegur bila ada kesalahan atau kelalaian, Sisters.
Bagaimana menentukan kepemilikan usaha dan bagi hasilnya?
Sisters, pada umumnya pembagian persentase kepemilikan tergantung pada besaran modal yang diberikan. Menentukan kepemilikan usaha harus dibicarakan dengan benar-benar, walaupun kamu berbisnis bersama anggota keluarga.
Tentunya bisnis kalian harus transparan berdasarkan kesepakatan bersama. Untuk bagi hasil, idealnya adalah masing-masing pihak yang menempatkan modal usaha mendapatkan pembagian hasil sesuai dengan besaran persentase modal yang diberikan, Sisters.
Banyak usaha atau bisnis yang sudah dirintis dan berhasil dengan baik, tapi harus kandas karena masalah pembagian keuntungan ini, Sisters.
Jawabannya: Membuat kontrak tertulis
Supaya tidak ada yang bisa berbuat sekehendak hati buat kontrak atau perjanjian tertulis yang menjadi bukti legal hubungan kemitraan kalian, Sisters.
Adanya kontrak atau perjanjian tertulis akan memperkuat hal-hal yang sudah disepakati bersama dan menunjang profesionalitas kerjasamamu dengan partner. Jangan sampai perjalanan bisnis kerjasama dengan keluarga ini menjadi tersendat karena tidak dikelola secara profesional.
Lantas hitungan pajak bisnisnya bagaimana? Ini jawabannya, Sisters.
Yang namanya berbisnis, pasti ada pajaknya, Sisters. Mengenai perhitungan pajak ini ada baiknya kamu dan partner yang juga masih ada hubungan keluarga ini untuk duduk bareng dan membicarakannya. Baiknya pembebanan pajak ditetapkan sebelum usaha dimulai, ya, Sisters!
Selain mendiskusikan modal, pembagian hasil dan beban pajak, pertimbangkan juga apakah bisnis kalian ini dikerjakan secara full time atau paruh waktu.
Berbisnis dengan keluarga sendiri memang menyenangkan asal tidak berakhir dengan sengketa. Kamu punya pengalaman berbisnis dengan keluarga sendiri, Sisters?