Hoax bisa diartikan dengan berita bohong, informasi palsu, atau tipuan.
Sisters, kalian pasti ikut merasakan bagaimana belakangan ini hoaks berkeliaran di media sosial. Alhasil, jadi malas untuk mengikuti linimasa media sosial karena menampilkan isi berita yang belum tentu terbukti kebenarannya.
Hoax, yang diserap ke dalam Bahasa Indonesia menjadi hoaks, semakin menjamur belakangan ini. Semakin bombastis sebuah berita hoaks, dipercaya dapat menciptakan percikan yang memanaskan suasana. Hal inilah yang emmang menjadi tujuan si pembuat akun hoaks, Sisters. Tidak jarang orang-orang yang tertipu berita hoax ini terpancing amarah. Miris, Sisters! Mudah sekali membohongi dan mengadu domba masyarakat dengan berita hoaks.
"Hoax itu konten yang biasanya sangat provokatif, judulnya sangat menarik, terus ketiga bombastis, keempat biasanya mengejutkan," kata Ketua Umum Aliansi Jurnalis Indonesia, Suwarjono.
Masih ingat nggak bagaimana berita banjir beberapa waktu yang sempat ramai di media sosial? Ternyata setelah ditelusuri, foto yang dipasang dalam berita banjir itu merupakan foto bohong alias foto banjir di daerah lain dan sudah terjadi di masa lalu, alias bukan berita baru. Foto tersebut diambil lalu dipasang caption dan isi berita yang berbeda.
Cara paling mudah adalah dengan melakukan penelusuran gambar lewat Google Images, Sisters.
1. Buka http://images.google.com
2. Klik tombol bergambar kamera atau fitur Search by image
3. Unggah gambar yang ingin di-crosscheck atau copy-paste URL gambar tersebut
4. Laman mesin pencari Google Images akan menemukan postingan-postingan yang menggunakan atau berhubungan dengan gambar tersebut.
Mudah kan? Dengan begitu, kamu bisa memilah asal muasal berita yang benar dan mana berita baru yang bohong.
Selain itu, kamu bisa melakukan crosscheck berita benar atau tidak dengan cara browsing dengan keyword yang digunakan pada berita. Lihatlah sumber yang menyebarkan berita tersebut. Misalnya hanya ada satu media yang menyebarkan berita itu, coba telusuri kredibilitas dari media tersebut, apakah media yang dapat dipercaya atau tidak.
Oleh karena itu, gunakan logikamu. Jangan keburu ikut-ikutan mengklik tombol share dan membantu penyebaran berita atau informasi hoaks. Apalagi dalam menyebarkan berita berbau hate speech, fitnah, dan lainnya. Jangan sampai menjadi netizen yang mudah diprovokasi dan diadu domba seperti zaman penjajahan dulu.
Terakhir, berpartisipasilah dalam menyebarkan berita yang benar. Jika kamu menemukan akun palsu yang menyebarkan berita fitnah, jangan hanya cuek. Klik tombol report dan laporkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.