Mendengar kata Pahlawan selalu identik dengan orang yang berjasa melakukan peperangan, membela negara dengan mempertaruhkan seluruh jiwa, raga, dan hidupnya.
Aku, gadis yang lahir 21 tahun lalu di kota terpencil di Jawa Tengah, ingin mengungkap sosok #PahlawanSisternet yang sangat berjasa dalam hidupku. Kejadian ini bermula saat aku masih dalam kandungan Mamah, kala ia harus berjuang sendiri sementara Papah mencari nafkah di luar kota, yaitu Lampung.
Aku lahir di Rumah Sakit kecil di Tegal. Mamah mengalami pendarahan ketika melahirkan. Kepalaku harus divakum, karena aku tak bisa keluar dari perut besar Mamah. Aku tidak segera menangis begitu lahir. Tuhan membuatku menangis setelah 3-4 dokter menanganiku.
Singkat cerita, aku melalui kehidupan yang indah selama ini. Tentu keindahan ini diperjuangkan sangat keras oleh Mamah. Aku bukan lahir sebagai konglomerat, tapi Mamah selalu mengajarkan arti bersyukur. Aku lulus SMA hingga akhirnya berencana kuliah dan yang pasti aku bertekad untuk mencari kerja.
Ibarat pepatah sambil menyelam minum air, aku kuliah di jurusan akuntasi dan seperti janjiku pada diri sendiri untuk bisa kerja sembari kuliah. Tuhan membukakan jalan padaku meskipun kerikil dan batu yang tajam selalu ada.
Suatu ketika aku mengalami kecelakaan motor. Mamah yang mendengar beritanya segera mencari tiket kereta api untuk bisa ke Tangerang dan menghampiriku. Ia harus berjalan sekitar 5-7 km untuk ke stasiun. Aku tahu Mamah tidak bisa jalan jauh-jauh. Setiap kali harus berjalan atau berdiri terlalu lama, ia pasti mengeluhkan sakit pada kakinya.
Saat itu Aku harus menggunakan bantuan tongkat untuk berjalan, dahi kepalaku harus dijahit sebanyak dua puluh jahitan. Mamah yang selalu ada mengurus aku meskipun beliau selalu menerima ocehan, keluhan, tangisanku karena untuk pertama kalinya aku merasakan hal seperti ini. Mamah terus memberikan semangat untukku, Mamah selalu menghiraukan celoteh-celotehku yang kerap kali mungkin menyakiti dirinya. Pagi-pagi buta harus masak masakan untukku, menyuapiku, membersihkan lukaku, dan segalanya Mamah lakukan untukku.
Mungkin jarak menjadi persoalan, bahwa bukan ialah pahlawan keseharianku. Tetapi ia tetap pahlawan dalam tiap hariku. Buktinya? Saat dia ada di dekatku, walau hanya sebentar, bukti cintanya luar biasa. Saat jarak memisahkan pun, Mamah selalu menelepon diriku minimal sehari sekali. Meskipun tak jarang aku mengacuhkannya, karena kesibukan dengan kuliah dan pekerjaan.
Mamah tetap menjadi #PahlawanSisternet. Doa adalah kekuatan yang selalu Mamah kirimkan setiap hari untukku. Aku merasakan setiap hari ada suntikan semangat, saat aku down, kacau, dan galau. Mamah adalah pahlawan terbaikku. Ia tak pernah berjanji untuk selalu ada di sisiku setiap saat, tetapi Mamah berjanji selalu mengucap doa pada Sang Maha Kuasa untuk kebahagiaan diriku.
Love You Mom. - Mita
Foto: Dokumen Pribadi | Unsplash