Hai Sisters! Saat ini, teknologi tengah mengalami perkembangan yang cukup pesat, bahkan menjadi sebuah tren baru. Hal ini pun disertai dengan munculnya perubahan terhadap pola belanja konsumen.
Terlebih lagi dengan adanya pandemi yang terjadi beberapa tahun terakhir yang mendorong UMKM mengadopsi teknologi sebagai bagian pengembangan bisnisnya. Hal ini pun didukung oleh sejumlah kebijakan yang dirilis Pemerintah demi memudahkan transformasi bisnis digital untuk para pelaku UMKM.
Terutama bagi yang belum mengenal atau minim informasi terkait bisnis digital. Bagi pelaku UMKM konvensional yang belum paham tentang digitalisasi bisnis tentu akan kebingungan untuk memulainya.
Namun jangan khawatir, berikut ini ada beberapa tips yang bisa diterapkan untuk mengakselerasi bisnis UMKM secara digital, simak yuk!
Langkah pertama mendorong akselerasi bisnis UMKM secara digital adalah dengan meningkatkan Literasi Digital. Hal ini jadi salah satu faktor penting yang perlu dilakukan pelaku UMKM, terutama bagi mereka yang masih awam.
Salah satu program pemerintah yang ditujukan untuk turut mendorong akselerasi bisnis UMKM ini yakni Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI).
Program ini pun juga bekerjasama dengan sejumlah pihak, seperti aplikasi layanan pembayaran digital. Sebagai upaya dalam memberikan pendampingan, terutama dari segi literasi pembayaran secara digital kepada pemilik usaha.
Langkah akselerasi bisnis UMKM selanjutnya yang bisa dilakukan adalah dengan memanfaatkan platform e-commerce. Ini merupakan sarana pemasaran yang cukup efektif untuk meningkatkan brand awareness, terutama di pasar global.
Sekaligus memudahkan transaksi e-financing bagi pelaku UMKM. Masa pandemi beberapa tahun belakangan nyatanya membawa perubahan terhadap pola perilaku konsumen dalam berbelanja.
Kini, semakin banyak yang lebih suka berbelanja secara online melalui sejumlah platform digital, sehingga para pelaku bisnis UMKM mau tak mau harus juga beralih menggunakan platform e-commerce demi mengikuti perkembangan zaman.
Bukan cuma e-Commerce saja, kini platform media sosial juga menjadi salah satu tempat yang digemari untuk berbelanja online. Kegiatan ini dikenal dengan social media commerce atau jual beli secara online di media sosial.
Laporan dari Hootsuite dan We Are Social menyebutkan jika jumlah pengguna platform media sosial di seluruh dunia telah mencapai angka 4,74 M per bulan Oktober 2022. Bisa dikatakan, jumlah ini sama seperti 59,3 persen dari total populasi penduduk di seluruh dunia.
Inilah mengapa, media sosial juga memberikan peluang yang besar bagi para pelaku UMKM. Hal ini membuat pelaku UMKM harus memiliki pemahaman yang cukup tentang bagaimana memanfaatkan social commerce.
Pasalnya, platform ini akan memudahkan dalam mengukur serta mengevaluasi kinerja bisnis.
Social Commerce dilengkapi dengan indikator yang cukup jelas. Terutama indikasi melalui hasil analitik yang diperoleh dari impressions, reach, engagement, hingga laporan transaksi. Dimana semua hasil laporan tersebut bisa dengan mudah diakses oleh pelaku UMKM.
Ada beberapa platform social media yang cukup populer digunakan untuk social commerce. Diantaranya ada TikTok, WhatsApp, Facebook, dan Instagram.
Dalam dunia bisnis digital, content creator memiliki peranan yang tak kalah penting dalam membantu akselerasi bisnis UMKM. Mulai dari membantu membangun branding produk, membuat campaign, menjangkau pelanggan hingga meningkatkan konversi penjualan.
Setiap content creator punya cara tersendiri dalam mengemas dan menyampaikan pesannya kepada audiens. Oleh karenanya, menentukan creator yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai oleh bisnis menjadi hal yang penting.
Bukan cuma media sosial, di era digital seperti saat ini ada banyak kemudahan yang bisa diperoleh pelaku bisnis. Salah satunya kemudahan dalam mengelola operasional bisnis secara digital.
Baik dari segi pembukuan, pengelolaan stok gudang, jadwal kerja karyawan dan lain sebagainya. Saat ini tersedia berbagai jenis aplikasi yang akan semakin memudahkan kegiatan operasional bisnis tersebut.
Penggunaan aplikasi tentunya akan semakin meningkatkan efisiensi dan visibilitas suatu bisnis, sehingga pengelolaannya menjadi lebih baik dan mengurangi kesalahan yang tidak perlu.
Penggunaan e-commerce dan media sosial saja tidak dapat menjamin penjualan akan mengalami peningkatan. Karena langkah tersebut juga perlu diimbangi dengan menerapkan strategi pemasaran digital. Baik melalui fitur ads atau iklan, email marketing, teknik SEO (search engine optimization), influencer marketing, dan sejumlah strategi lainnya.
Dalam menerapkan strategi pemasaran digital ini pun juga harus disesuaikan dengan niche bisnis. Agar, strategi yang diterapkan sesuai dan bisa menghasilkan dampak yang ditargetkan.