Hai Sisters! Ibarat mobil di jalanan, modal usaha itu layaknya bahan bakar bensin yang menghidupkan mobil. Tanpanya, bisnis tidak bisa berjalan dan hanya stagnan di tempat yang sama.
Meski begitu, modal usaha yang besar juga bukan penjamin bisnis akan terus sukses. Pengelolaan modal usaha yang baik merupakan penggerak kesuksesan bisnis yang paling utama.
Bila modal usaha tidak dikelola dengan baik, tanpa terasa modal usaha akan habis padahal bisnis masih belum dikembangkan. Terlebih bagi bisnis kecil, semuanya harus dibangun dari 0.
Pengelolaan modal usaha yang baik akan membantu kamu menjalankan bisnis demi meraup keuntungan maksimal dengan biaya yang sekecil-kecilnya. Untuk membantu kamu, berikut ini tips mengelola modal usaha dan cara mengalokasikannya agar bisa menguntungkan bisnismu.
Bagi kamu yang baru akan merintis usaha, pastinya sudah tahu kalau perlu menjalani proses perizinan usaha agar usaha kamu dinyatakan legal. Jangan sepelekan proses ini karena dampaknya akan sangat berpengaruh pada masa depan bisnismu.
Karenanya, modal usaha seharusnya dialokasikan terlebih dahulu untuk mengurus administrasi dan perizinan usaha, seperti misalnya mengurus izin usaha di Lembaga OSS (Online Single Submission), melunasi biaya administrasi usaha, biaya notaris, dan masih banyak lagi.
Setelah administrasi dan izin usaha sudah diurus, selanjutnya adalah mengalokasikan modal usaha untuk sarana dan prasarana bisnis. Apa sajakah itu? Contohnya antara lain biaya sewa ruko, biaya domain website, peralatan usaha, perabotan usaha, dan lain sebagainya.
Tentunya tanpa hal-hal ini, bisnis kamu belum bisa dibuka dan belum mampu melayani pelanggan. Namun, jangan langsung habiskan modal usahamu untuk pengadaan sarana dan prasarana, pastikan masih ada sisa setidaknya 50% dari total modal.
Tergantung pada jenis bisnis yang akan kamu geluti, sektor produk dan aset bisnis mungkin akan memakan porsi terbesar dari modal usaha. Ini tidak mengherankan karena dengan adanya produk, kamu bisa menghasilkan profit.
Soal pengadaan produk, kamu perlu menjamin bahwa produk tersebut diproduksi atau dibeli dengan harga yang terjangkau dan dalam kualitas yang baik.
Kembali lagi, kualitas produkmu akan sangat menentukan reputasi usaha dan seberapa banyak pelanggan yang akan loyal dengan usahamu.
Operasional usaha ini contohnya seperti biaya listrik dan air, biaya telepon dan internet, gaji karyawan, dan lain sebagainya. Intinya, biaya operasional bisnis ini mencakup hal-hal yang menjamin kegiatan bisnis sehari-hari kamu berjalan lancar.
Sebaiknya kamu tidak pelit dalam mengucurkan dana untuk operasional bisnis, tetapi jangan sampai terlalu besar saja.
Kesuksesan dan keuntungan bisnis juga banyak bergantung pada besarnya operasional bisnis yang dikucurkan. Sebisa mungkin, tekan operasional bisnis agar mencakup 10% dari total pendapatan kotor bisnismu.
Walaupun produk dan jasa di bisnis kamu sudah jauh di atas rata-rata, tetap saja pemasaran usaha itu memegang peranan penting. Bagaimana caranya masyarakat bisa tahu apa yang bisnis kamu jual tanpa melihat promosi atau iklan? Karena itu, alokasikan setidaknya 5% dari modal usaha kamu untuk pemasaran.
Kamu bisa memilih untuk melakukan pemasaran online, offline, atau keduanya. Mengingat sekarang zaman sudah beralih ke fasilitas serba online, ada baiknya kamu lebih fokus memasarkan produk ke dunia maya lewat media sosial atau iklan berbayar di search engine.
Tidak ada yang tahu kapan musibah akan datang. Mungkin saat ini bisnis kamu sedang berjalan mulus, tapi tanpa adanya persiapan yang matang dan terkalkulasi, bukanlah hal yang mustahil bila suatu saat nanti kamu harus menghadapi masalah yang merugikan usahamu.
Untuk mengantisipasi risiko ini, kamu pun perlu mengalokasikan modal usaha untuk dana darurat, yakni minimal sebesar 3x sampai 6x total pengeluaran bisnis Anda per bulannya.
Dengan begitu, sewaktu-waktu bisnis sedang macet karena satu dan lain hal, kamu masih bisa membayar biaya operasional dan pengadaan produk agar bisnis tidak gulung tikar.
Itu dia beberapa tips untuk mengalokasikan dan mengelola modal usahamu. Ya, mengurus keuangan usaha itu memang sulit, apalagi bila kamu juga harus mengurus operasional bisnis sehari-hari.