Hai Sisters! Memberikan diskon pada pelanggan termasuk dalam strategi brand untuk meningkatkan penjualan. Diskon menjadi strategi untuk meningkatkan penjualan dengan cepat. Hal ini karena diskon bisa menarik perhatian pelanggan dengan lebih mudah.
Namun bagi para pebisnis, menentukan diskon untuk sebuah produk bisa jadi pekerjaan rumit. Banyak yang harus diperhitungkan.
Jika tidak merencanakan diskon dengan baik, persentase diskon yang kamu berikan bisa jadi akan merusak citra merek. Mungkin malah memangkas profitmu dan merugi.
Untuk menjamin bahwa harga diskon akan menguntungkan bisnis, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Simak yuk!
Jika kamu adalah seorang produsen yang memproduksi produk sendiri, kamu harus menghitung semua biayanya. Mulai dari bahan baku, biaya listrik, transportasi, dan sebagainya.
Bila bisnismu adalah retail, hitung semua biaya transportasi atau jasa pengiriman, penanganan gudang, dan pengeluaran lainnya.
Ini untuk mengetahui berapa modal yang sudah kamu keluarkan untuk melakukan penjualan. Jangan lupa, biaya pemasaran juga perlu dihitung.
Setelah menghitung semua biaya produksi, selanjutkan kamu perlu menghitung harga dasar produk. Misalnya dalam sekali produksi kamu bisa menghasilkan 100 produk.
Bagikan total biaya produksi dengan jumlah produk, yakni angka 100 itu. Dari situ, kamu bisa melihat harga dasar tiap produk tanpa ditambahi margin profit.
Selanjutnya, kamu pun perlu menentukan berapa margin profit yang kamu harapkan pada produkmu. Bagaimana menentukannya? Kamu perlu riset.
Lihat produk serupa milik pesaing di pasaran. Apakah hargamu kompetitif atau tidak.
Kamu bisa menentukan harga lebih murah, atau bahkan lebih mahal jika yang kamu tekankan adalah kualitas dalam pemasaranmu.
Perhatikan juga permintaan dan penawaran di pasar. Kamu bisa menetapkan harga sedikit lebih tinggi jika permintaan juga tinggi.
Namun bagi pebisnis retail, kamu perlu hati-hati. Pada produk-produk yang kamu pasok, biasanya ada harga eceran tertinggi (HET). Jangan sampai melebihi angka yang sudah ditetapkan.
Dengan mengetahui harga dasar dan menentukan margin profit, otomatis kamu sudah menentukan harga jual produknya.
Dari harga jual inilah, kamu bisa menentukan berapa besaran diskon yang akan diberikan.
Pastikan diskon yang kamu tetapkan hanya memotong margin profit saja, tidak sampai memotong harga dasar.
Jika iya, itu artinya kamu merugi karena penjualanmu tidak akan bisa menutupi biaya produksi.
Siumulasi Menghitung Diskon
Nah, Sisteres, yuk mari kita lakukan simulasi sederhana cara menghitung diskon untuk produkmu.
Ambil contoh, kamu memiliki bisnis clothing. Untuk membuat 100 buah kaus, kamu mengeluarkan modal sebesar Rp5.000.000,-
Biaya produksi Rp5.000.000,- tersebut terdiri dari biaya kain, benang, biaya listrik, konveksi, dan sebagainya.
Ditambah lagi kamu mengeluarkan biaya Rp1.000.000,- untuk memasang iklan online di media sosial.
Total biaya yang kamu keluarkan Rp6.000.000,-. Otomatis, harga dasar tiap kaus sebesar Rp60.000,-.
Kamu lalu riset pasar dan menemukan bisnis clothing rata-rata menjual kaus dengan harga Rp120.000,-. Berniat kompetitif, kamu menjual t-shit dengan harga Rp110.000,-. Artinya, margin profitmu sebesar Rp50.000,-.
Untuk meningkatkan penjualan, kamu pun memutuskan untuk memasang diskon. Cobalah untuk menghitungnya dengan kelipatan 10%.
Potongan 10% dari Rp110.000,- sebesar Rp11.000,-. Mengingat margin profitmu hanya Rp50.000,- maksimal kamu hanya bisa memberi 4 kali lipat potongan.
Diskon 40%, artinya Rp44.000,- dan kamu tetap mendapat margin sebesar Rp6.000,-.
Cara lain, kalikan margin profit (Rp50.000,-) dengan 100, kemudian bagikan dengan harga jual (Rp110.000,-). Alhasil, kamu akan mendapat nilai 45,45%.
Itulah persentase diskon terbesar yang bisa kamu berikan, dengan catatan kamu tidak mendapatkan margin profit.
Upayakan diskon yang kamu berikan lebih rendah dari 45,45% agar tetapi mendapat profit meski tipis.
Gimana, tidak sulit bukan? Kamu mau mencobanya Sisters?