Hai Sisters! Bisnis penerbitan indie bisa jadi pilihan untuk mendapatkan cuan. Penerbit indie adalah sebuah cara alternatif untuk menerbitkan buku atau media yang lain yang dilakukan penulis naskah bukan dari penerbitnya. Walaupun ini memiliki persentase pasar yang sangat kecil bila dibandingkan dengan penerbit pada umumnya dalam hal penjualan. Namun kehadiran penerbit indie menjadi sebuah bentuk baru.
Penerbit indie, dikenal dengan prosesnya yang cepat. Bisa dibilang ini kebalikan dari penerbit mayor. Kamu tidak perlu menunggu naskah diseleksi dulu, karena sebagian besar penerbit indie memang tidak perlu menyeleksi naskah secara rinci. Asal naskahmu tidak membahas seputar SARA, biasanya naskah bisa langsung ke proses selanjutnya, Sisters.
Berdasarkan penelusuran dari berbagai sumber, berikut cara memulai bisnis penerbitan indie. Simak ya!
1. Modal
Bisnis penerbitan indie tidak memerlukan modal yang besar. Untuk jenis usaha, penerbitan indie termasuk perusahaan skala kecil. Hal ini membuat biaya yang harus dibayarkan cenderung murah.
2. Buat Nama dan Logo Penerbit
Nama dan logo untuk bisnis penerbitan indie adalah hal yang penting. Cari nama yang unik bahkan bernilai jual. Selain itu, buatlah logo yang memikat (eye-catching) dan memiliki nilai filosofis.
3. Kuasai Teknik Dasar Penerbitan Buku
Salah satu keahlian yang wajib dikuasai untuk menjalankan bisnis penerbitan indie adalah teknik dasar penerbitan buku yang meliputi teknik penyuntingan (editing), tata letak (layoutting), dan desain sampul buku (cover). Semua teknik tersebut bisa Anda pelajari secara otodidak melalui buku-buku yang dijual di pasar. Namun, jika kamu ingin memakai jasa pihak luar, kamu bisa menggunakan pekerja paruh waktu yang honornya lebih murah daripada pekerja profesional.
4. Cari Naskah yang Layak Diterbitkan
Kendala yang sering dihadapi bisnis penerbitan indie pemula adalah minimnya naskah yang tersedia untuk diterbitkan. Untuk mengatasi hal ini, kamu bisa mencarinya melalui lomba, mempublikasikannya melalui poster, atau mengambil dari agen penyedia naskah. Jika bisnismu sudah cukup besar, Anda tidak perlu lagi repot-repot mencari naskah, karena penulis sendiri yang akan mengirimkan naskahnya ke perusahaan untuk diterbitkan.
5. ISBN dan Barcode
Elemen penting dari sebuah buku untuk bisnis penerbitan indie adalah nomor ISBN dan barcode buku. Kamu bisa mengajukan permintaan nomor ISBN ke Perpustakaan Nasional. Sedangkan untuk barcode Anda bisa membuat sendiri menggunakan aplikasi Corel Draw.
6. Cari Percetakan
Tidak semua bisnis penerbitan indie harus mencetak bukunya sendiri. Dibandingkan dengan membeli mesin percetakan sendiri, lebih baik melimpahkannya pada bisnis percetakan. Kamu bisa mencari rekan bisnis percetakan dengan rekam jejak yang baik, yang bisa memproduksi buku dengan harga yang terjangkau.
7. Daftarkan Hak Cipta
Daftarkan hak cipta untuk bisnis penerbitan indie milikmu. Hal ini dilakukan agar buku-bukumu tidak dibajak orang lain, maka perlu untuk memberikan hak paten. Dengan demikian, kasus pembajakan bisa dikurangi.
8. Tentukan Harga Buku
Tentukan harga buku untuk bisnis penerbitan indie mu. Rumus standar menentukan harga buku adalah jumlah eksemplar cetak dikali 5. Namun, jika harganya dirasa terlalu mahal, kamu dan si penulis bisa merevisi harga tersebut sesuai dengan keinginan penulis.
9. Promosi
Gunakan promosi gratis melalui media sosial atau blog untuk menekan budget pemasaran. Agar makin tepat sasaran, kamu bisa masuk ke komunitas, baik offline maupun online. Selain itu, adakan lomba-lomba penulisan atau forum silaturahmi (gathering) agar para penulis tersebut berniat untuk menerbitkan naskah mereka di bisnis penerbitanmu.
Kelebihan Menggunakan Jasa Penerbitan Indie Kini, keuntungan menerbitkan buku mulai disadari banyak orang. Selain melalui penerbit mayor yang membutuhkan perjuangan untuk lolos, saat ini terlihat semakin banyaknya muncul penerbit indie yang memfasilitasi para penulis untuk menerbitkan bukunya kapan saja. Meskipun menerbitkan secara indie, ada beberapa kelebihan yang akan kamu dapatkan.
Jika kamu menerbitkan buku di penerbit mayor, kamu akan melalui proses panjang yang tidak sebentar. Ada banyak birokrasi ketika menerbitkan buku di mayor. Kelebihan menerbitkan buku di penerbit indie, proses birokrasinya lebih ringkas. Dengan begitu kamu sudah lebih menghemat biaya birokrasi penerbitan, mulai dari waktu seleksi, proses editing, penjualan buku yang menggunakan distributor dan masih banyak lagi. Ketika kamu menerbitkan buku di penerbit indie, sebagai penulis kamu memiliki kendali penuh atas naskah yang telah dicetak.
Kendali penulis tidak sekedar pada penjualan buku saja, tapi termasuk pengurusan judul, sampul, interior hingga harga buku di pasaran. Dengan begitu, kamu dapat menjual dengan harga lebih tinggi. Semua keuntungan bisa masuk ke kantongmu. Saat bukumu laku keras, maka ketakutan karena tidak bisa mencetak ulang pun akan hilang.
Dari hasil penjualan buku, kamu bisa kembali melakukan cetak ulang buku untuk dijual lagi. Kamu pun juga akan terus mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan, selama bukumu laris dan banyak dibeli. Hal ini juga didukung dengan royalti, karena kamu bisa mendapatkan royalti dari berapa banyak buku yang dijual dan banyaknya royalti ini bergantung pada ketentuan masing-masing penerbit indie.