Sisters, pandemi memang mengubah segalanya, termasuk tingkat penjualan suatu produk dan perilaku konsumen. Hal ini membuat para pebisnis mengatur strategi penjualan sedemikian rupa untuk bisa tetap mempertahankan bisnisnya. Salah satunya dengan beralih ke dunia digital untuk memasarkan maupun menjual produk ke konsumen.
Selain beralih ke digital, ternyata ada beberapa strategi penjualan jangka panjang yang perlu dilakukan agar bisnis tetap stabil hingga setelah pandemi nanti, lho, Sisters!
Seperti dikutip dari Word Stream, di bawah ini adalah beberapa strategi penjualan yang mampu membuatmu bertahan bahkan setelah pandemi usai. Simak, ya!
1. Fokus pada pelanggan yang sudah ada
Apabila mencari pelanggan baru terasa sulit, upayakanlah untuk mempertahankan pelanggan lama. Fokus pada yang sudah ada dengan memanjakan mereka, misalnya menyediakan diskon-diskon khusus untuk menjaga loyalitasnya. Walau hal itu barangkali membuat usahamu tekor, tetapi untuk jangka panjang, kamu bisa saja mendapatkan penghasilan berlipat.
2. Berinvestasi untuk beriklan di media sosial
Di masa pandemi seperti sekarang, lebih banyak orang yang menghabiskan sebagian besar waktunya berselancar di media sosial. Nah, oleh karena itu, manfaatkan layanan iklan berbayar di media sosial seperti Facebook, Instagram, atau Twitter. Kamu bisa menginvestasikan sedikit uang untuk membuat produkmu ditayangkan di Facebook Ads dan sejenisnya. Dengan begitu, akan lebih banyak orang melihatnya dan mungkin akan menjadi pelanggan barumu.
3. Buat penawaran eksklusif
Hal ini berlaku untuk pelanggan lama maupun baru. Selain memberikan potongan harga, kamu juga dapat menawarkan voucher belanja.
Misalnya, di masa pandemi ini, kamu bisa saja memberi tawaran tes swab atau rapid gratis untuk minimal belanja atau sejenisnya.
4. Memperbaiki strategi komunikasi
Jika selama ini kamu cuma berkomunikasi dengan pelanggan untuk menghadapi keluhan, coba lakukan hal lain. Misalnya, dengan mengirimkan email survei kepuasan pelanggan untuk tahu keinginan mereka.
Melalui email, kamu dapat menyapa pelanggan secara personal dengan menyebutkan nama sehingga mereka merasa dibutuhkan dan dihargai.
Selain itu, kamu juga bisa berkomunikasi interaktif dengan pelanggan lewat Live IG dan mendengar langsung keluhan maupun saran mereka.
5. Fokus beriklan di tempat pelanggan berkumpul
Kalau bisnismu bergerak di bidang kecantikan, sebagian besar pelangganmu mungkin berada di Instagram, misalnya.
Bisnis kosmetik dan fesyen cenderung menggunakan layanan iklan di Instagram dan TikTok. Untuk bisnis lainnya, kamu dapat mencoba beriklan di Facebook yang penggunanya cukup acak. Siapa tahu kamu mendapatkan pelanggan baru dari situ.
Yuk, langsung terapkan agar bisnismu tetap bertahan sampai selamanya, Sisters!