Sisters, strategi digital marketing saat ini menjadi strategi yang bisa dikatakan ‘wajib’ digunakan oleh para pelaku UKM yang tidak ingin tertinggal dan tenggelam ditelan oleh perkembangan jaman. Kemudahan akses dan murahnya alat menjadi daya dukung yang masif bagi pemanfaatan digital marketing sebagai sebuah platform pemasaran. Kita bisa lihat, pelaku usaha saat ini berbondong pada masuk ke digital marketing. Mereka berupaya memasarkan produk melalui berbagai macam platform mulai dari yang termudah seperti media kirim pesan sampai ke media yang lebih kompleks seperti membuat website serta mengoptimasinya.
Dengan bekal kemampuan yang dipelajari secara otodidak dan seadanya mereka mencoba keberuntungan, berharap dapat ikut menikmati panen raya dari internet dengan menjual produk mereka. Banyak yang berhasil tentu saja, namun sayangnya tak sedikit pula yang pada akhirnya berhenti dan menyerah karena memang tidak membuahkan hasil penjualan apapun untuk bisnisnya.
Lalu apa yang harus kita lakukan untuk membuat konten promosi yang efektif?
Kenali dengan benar siapa target viewers (pemirsa) kita
Langkah pertama yang bisa kamu kerjakan untuk membuat konten promosi yang efektif adalah dengan mengidentifikasi siapa calon konsumen yang teman-teman harapkan untuk membeli produk. Setelah mengetahui siapa saja mereka, kenali mereka dengan baik misalnya kebutuhan akan produk yang kamj akan tawarkan itu apa? Biasanya mereka menggunakan media komunikasi apa saja? Apa yang mereka sukai untuk dibaca? Konten yang seperti apa yang mereka sukai di media sosial? Serta hal-hal lainnya.
Fungsi kita mengenali siapa target viewers (pemirsa) adalah untuk menentukan jenis konten seperti apa yang akan kita gunakan untuk mengkampanyekan jualan kita dan juga media apa yang akan kita optimalkan. Nah setelah kita mengenali calon pemirsa kita, langkah berikutnya adalah membuat konten promosinya.
Buat konten dengan kombinasi jenis dan tujuannya
Dalam membuat konten promosi, ada beberapa pola yang bisa kita pakai. Pola yang pertama adalah kamu dapat membuat konten yang bermanfaat bagi viewers yang dibidik. Konten yang bermanfaat diantaranya: konten edukasi seperti tips atau tutorial seputar produk; konten menghibur seperti cerita tentang seseorang yang berhasil dalam program diet dengan mengkonsumsi produk kita; konten informatif yang menjelaskan perawatan produk saat dipakai oleh konsumen; atau konten review dengan menampilkan beberapa review dari para konsumen yang telah memakai produk kita.
Selain dari aspek kebermanfaatannya, kamu juga bisa membuat konten promosi berdasarkan tujuannya seperti konten untuk membangun brand awareness (kesadaran merek). Di konten brand awareness ini, pelaku UKM bisa menggunakan empat jenis konten di atas. Prinsipnya di konten untuk brand awareness ini, viewers menjadi peka dan sadar akan kehadiran brand/merek kita, dan menjadi ingin mencobanya.
Contoh penerapan konten untuk brand awareness semisalnya untuk usaha batik yang menggunakan Instagram sebagai salah satu saluran pemasaran. Di akun Instagram tersebut sahabat UKM tidak perlu terus-menerus langsung menjual produk, melainkan memberikan informasi terlebih dahulu terkait dengan bagaimana proses pembuatan batik mulai pembuatan desain, pemalaman, pewarnaan, sampai dengan menjadi busana jadi. Harapannya, viewers yang kita bidik menjadi semakin menghargai batik dan mau menggunakan batik yang kita produksi sebagai busana utama.
Selain untuk brand awareness, kamu juga bisa membuat konten yang bertujuan untuk membangun brand image (pencitraan merek). Konten ini bertujuan untuk menanamkan persepsi atau citra tertentu di benak pikiran viewers, yang memperjelas keunikan/keunggulan diantara merek sejenis lainnya.
Contoh penerapan konten untuk brand image semisalnya untuk produk jam tangan dari kayu. Di akun Instagram, kamu membuat postingan foto proses pembuatan jam tangan kayu yang dikerjakan oleh para seniman senior yang berada di daerah Yogyakarta. Dalam narasi postingan, teman-teman menginformasikan bahwa selain dikerjakan oleh para perajin senior, jam tangan didesain dengan mempertimbangkan aspek nilai-nilai budaya yang ada di masyarakat jawa misalnya.
Tujuan konten ketiga adalah untuk tujuan meningkatkan penjualan. Di konten ini, kamu cukup perlu memposting foto produk yang bagus dengan narasi langsung menjual disertakan harga dan cara pembeliannya. Secara struktur, konten jenis ini adalah konten yang paling gampang dikerjakan karena tidak membutuhkan keahlian khusus dalam membuat kontennya. Namun sayangnya, komposisi jenis konten seperti ini dalam strategi konten promosi adalah paling sedikit diantara konten lainnya jika ingin berhasil. Kebanyakan pelaku UKM justru gagal mengonversi (menciptakan) penjualan dari media sosial karena semua kontennya berjenis ini sehingga lama-kelamaan membuat pemirsanya jenuh dan meninggalkan akun kita seperti yang dibahas di atas.
Ingat, diantara ketiga tujuan konten tadi, kamu perlu mengkombinasikan dengan baik. Kapan harus membuat konten brand awareness, kapan brand image, dan kapan yang langsung berjualan.
Buat konten dengan prinsip AIDA
Selain dari kebermanfaat konten dan tujuan dari konten promosi itu sendiri, dalam membuat konten kamu juga harus menerapkan pola AIDA. Apa itu AIDA? Attraction, Interest, Desire, Action. Dalam membuat konten promosi yang efektif, AIDA ini harus diramu menjadi satu dengan apik.
Attraction sendiri merupakan unsur yang dapat menarik perhatian pemirsa untuk melihat konten. Bisanya elemennya terdiri dari gambar, foto, kombinasi warna, atau tipografi. Prinsipnya di sini, hadirkan pembuka yang berupa gambar, foto, kombinasi warna, atau tipografi dapat menarik orang untuk berhenti melihat konten. Buatlah attraction dengan sebaik mungkin, karena itu adalah kunci agar viewers meneruskan membaca/melihat konten secara utuh.
Interest merupakan unsur yang dapat membuat pemirsa tertarik untuk membaca konten dan mengetahui lebih jauh. Elemen interest dapat berupa copywriting (narasi) yang mengandung: tagline, quote, logline, pernyataan misi, atau cerita. Di bagian ini, upayakan temen-temen dapat memberikan pemirsa sesuatu yang menarik sehingga mereka mau membaca konten secara utuh.
Desire merupakan unsur yang dapat membuat pemirsa yang tadinya sudah tertarik menjadi ingin. Elemen desire dapat berupa copywriting: berupa insentif, bujukan/ajakan.
Action sendiri merupakan unsur yang memberikan informasi terkait apa yang harus dilakukan bila sudah memutuskan tindakan. Elemen action dapat berupa link untuk daftar/pesan, nomor telpon, alamat venue, tagar, tanggal, harga, dan info lain yang dibutuhkan untuk memutuskan tindakan.
Nah, sudah siap membuat konten promosi yang efektif, nih, Sisters?