Hai Sisters! Kamu pernah mengalami writer’s block? Sebagai seorang penulis, kondisi ini adalah hal yang lumrah dan sangat mungkin dialami. Hal ini terjadi ketika penulis tidak dapat menuliskan apa pun. Situasi ini biasanya membuat penulis merasa stres dan kebingungan.
Dalam situasi seperti ini, membuat tulisan baru atau bahkan melanjutkan tulisan akan terasa sangat sulit. Tidak hanya terjadi pada penulis pemula, penulis buku yang terkenal dan sudah bertahun-tahun memiliki pengalaman menulis pun bisa saja mengalami hal ini.
Dilansir dari ThoughtCo., istilah ini dipopulerkan oleh seorang ahli psikoanalisis di Amerika, Edmund Bergler, pada tahun 1940-an.
Apa saja sih tanda-tandanya?
Writer’s block setiap orang berbeda-beda. Ada yang tiba-tiba kesulitan untuk fokus, atau sampai stres berkelanjutan.
Berikut ini adalah beberapa tanda yang menunjukkan bahwa kamu mengalami writer’s block:
Penyebab Utamanya
Berikut ini adalah daftar serangkaian hal yang mungkin menjadi penyebab utama kamu mengalami writer’s block:
1. Kamu terlalu perfeksionis
Tentu saja kamu ingin hasil tulisanmu menjadi baik dan bisa dinikmati oleh banyak orang. Namun, jika terlalu perfeksionis, kamu meningkatkan risiko gagal menyelesaikan tulisanmu hingga tuntas.
Mengapa begitu? Dilansir dari InformED, perfeksionisme dapat membuat seseorang berakhir dengan writer’s block. Ketika terlalu perfeksionis, maka kamu akan memikirkan beberapa hal seperti, “kata apa ya yang bagus untuk kalimat ini? Apakah ada kata lain yang mungkin bisa lebih dinikmati oleh pembaca?”, dan sebagainya.
2. Konsumsi alkohol berlebihan
Konsumsi alkohol dan obat-obatan secara berlebihan juga dapat membuatmu mengalami writer’s block, lho. Dilansir dari Mental Health Daily, terlalu sering mengonsumsi alkohol dapat memengaruhi otak dan kemampuanmu untuk mengekspresikan apapun itu yang dirasakan ke dalam tulisan. Tak hanya alkohol saja, efek samping dari obat-obatan seperti antidepresan juga dapat menjadi penyebab kamu mengalaminya.
3. Merasa burnout
Burnout sendiri adalah rasa kewalahan dari segi fisik, mental, dan emosional. Kamu bisa mengalami situasi ini jika terlalu mendorong diri mengerjakan sesuatu, padahal badan dan pikiran sudah merasa tidak sanggup.
Mungkin kamu sering menulis hingga larut malam, tanpa menyadari bahwa tubuh sudah memberi tanda burnout seperti hilang fokus, emosi tidak karuan, dan lainnya. Sebagai hasilnya, kamu mengalami writer’s block karena badan dan pikiran ‘memaksa’ untuk beristirahat sejenak.
Cara paling mudah untuk mengatasi writer’s block adalah dengan mencari suasana baru, mencoba hal-hal yang menurutmu menyenangkan, agar dapat kembali terinspirasi. Coba pahami bahwa sangat wajar untuk mengalami fase ini, supaya kamu tidak terlalu stres melewatinya, Sisters.