Sisters, di tengah pandemi Covid-19 hampir seluruh warga menderita. Bukan hanya harus berada di rumah aja, tapi juga lesunya ekonomi rumah tangga.
Para pekerja harian paling terkena dampak wabah Covid-19. Pendapatan mereka turun drastis, bahkan nihil akibat tempat kerjanya tutup. Mereka dirumahkan tanpa gaji sepeserpun.
Ada juga karyawan yang kena pengurangan jam kerja. Seminggu masuk, seminggu libur. Walhasil gaji bulanan ikut dipangkas separuhnya.
Sementara dapur harus tetap ngebul. Perut tak boleh kelaparan. Dalam kondisi seperti ini, banyak orang, mungkin termasuk Anda harus mengencangkan ikat pinggang. Berhemat dengan uang seadanya.
Meskipun hidup hemat dan sederhana seharusnya dipraktikkan oleh siapapun, dalam keadaan apapun. Bukan saat ada pandemi seperti ini saja, Sisters.
Nah jika jatah uang belanjamu kini cuma Rp20 ribu per hari, cukup kok untuk makan 2 orang, 3 kali sehari di Jakarta. Tentu saja harus pintar mengelolanya. Begini tipsnya, simak, ya Sisters!
1. Buat daftar menu makanan
Sisters, pastikan kamu membuat daftar menu makanan yang akan dimasak setiap hari selama seminggu. Hal ini untuk mencegah kebingunganmu ketika sampai di pasar atau tukang sayur.
Biasanya emak-emak sering bingung mau masak apa untuk hari itu, sehingga akhirnya membeli sayur mayur yang saat itu terlintas di benak. Kalau belanja tanpa direncanakan sebelumnya atau bersifat dadakan, justru malah membeli yang tidak diperlukan.
Jadi buat daftar menu makanan sederhana setiap hari, contohnya:
Dengan membuat daftar menu setiap hari, kamu akan fokus membeli bahan-bahan pangan untuk makanan di atas. Contoh menu di atas dapat dimasak dengan harga Rp20 ribu atau kurang dari itu.
2. Pilih lauk pauk sederhana, namun tetap bergizi
Makan tidak perlu bermewah-mewahan. Apalagi dengan uang belanja pas-pasan. Asal ada sayur dan lauk, sebetulnya sudah cukup untuk memenuhi gizimu, Sisters. Pilih lauk yang sederhana saja. Makan tahu dan tempe setiap hari toh tidak akan membuatmu mati kan.
Coba kita hitung harga menu makanan di atas. Ini berdasarkan pengalaman penulis ketika memasak di rumah. Membeli bahan pangan di pasar maupun tukang sayur: Ini perhitungan di luar minyak goreng, garam, gula, bawang merah, dan bawang putih yang sudah distok.
3. Belanja di pasar atau tukang sayur
Sisters, kalau mau dapat harga murah supaya bisa hemat, belanja di pasar tradisional atau tukang sayur keliling langganan. Belanja di tempat tersebut, kamu bisa membeli bahan pangan sesuai bujet. Misalnya sayur sop atau sayur asem seharga Rp5.000.
Oleh penjual nantinya bisa dibuatkan paket sayur sop atau sayur asem seharga itu. Begitupun dengan belanja bumbu (cabai, tomat, bawang merah dan putih). Kalau langganan kan sudah pasti dikasih banyak.
Beda jika kamu berbelanja di supermarket. Harganya pasti jauh lebih mahal dan tidak bisa meminta sayur mayur sesuai bujet, karena sudah ada harga banderol.
4. Simpan stok sayur atau bumbu di wadah tertutup di kulkas
Sisters, jika kamu masih punya stok sayur, cabai, dan bahan pangan lain yang bisa dipakai untuk esok hari, simpan di wadah tertutup. Cuci bersih terlebih dahulu sebelum ditaruh di lemari es supaya awet.
Contohnya jika kamu membeli bayam 2 ikat harganya lebih murah dibanding 1 ikat. Tapi kalau dimasak 2 ikat terlalu banyak, maka sisanya bisa disimpan untuk esok hari. Tempe 1 papan pun bisa kamu bagi untuk 2 kali masak, lho, Sisters!
5. Kumpulkan uang kembalian
The power of uang kembalian ternyata bermanfaat, Sisters. Jangan remehkan uang kembalian setiap kali selesai belanja. Jika masih ada sisa uang 1.000 atau 2.000 perak, kumpulkan. Lumayan bisa untuk tambahan membeli bahan pangan ketika sedang mepet kurang duit belanja.
Dapat jatah uang belanja Rp20 ribu sehari bukanlah momok. Langsung pesimis dan menggerutu, bisa beli apa dengan duit segitu. Mengeluh cuma dilakukan orang-orang yang kurang bersyukur.
Kalau kamu pintar mengatur atau mengelola keuangan dengan baik, uang Rp20 ribu bisa jadi hidangan komplit, lezat, dan bergizi untuk keluarga. Selamat mencoba, Sisters!