Sisters, ada banyak anggapan yang mengatakan bahwa wanita karir yang bekerja di kantor memiliki banyak keterbatasan untuk berkembang. Padahal hingga kini sudah ada banyak wanita sukses di berbagai bidang yang berhasil menjadi inspirasi bagi wanita lainnya untuk menggeluti bidang yang sama, meski dulunya jenis pekerjaan tersebut hanya cocok dilakukan oleh kaum pria.
Supaya tidak terjebak dengan stereotype yang berkembang di lingkungan masyarakat dan menghambat berkembangnya karir, berikut beberapa mitos tentang wanita karir yang perlu ditepis dan sudah tidak perlu lagi kamu percaya!
1. Wanita tidak bisa menjadi pemimpin yang inspiratif
Sisters, mitos yang pertama ini tentu saja sudah tidak berlaku lagi. Sekarang sudah banyak perusahaan yang berhasil sukses dan berkembang meski dipimpin oleh seorang wanita. Tak hanya terbatas pada perusahaan yang bergelut di bidang kecantikan atau fashion, ada banyak tokoh wanita inspiratif di bidang politik yang dikenal memiliki jiwa kepemimpinan dan kemampuan mumpuni. Beberapa di antaranya bahkan dikenal secara luas baik di dalam maupun luar negeri, sebut saja Sri Mulyani Indrawati, Retno Marsudi, hingga Susi Pudjiastuti.
2. Karir wanita berhenti ketika telah menikah dan memiliki anak
3. Wanita tidak bisa melakukan pekerjaan pria
Bila berhubungan dengan tantangan atau pekerjaan yang memiliki banyak risiko, masyarakat masih berpendapat bahwa wanita kurang memiliki percaya diri, sehingga banyak pekerjaan yang menantang pada umumnya hanya bisa dikerjakan oleh para pria. Sebut saja seperti pekerjaan sebagai pembalap, CEO perusahaan, hingga petugas keamanan. Terbukti ada banyak tokoh wanita yang dikenal karena kepiawaiannya tampil menjadi leader di hadapan banyak orang dan berhasil meraih kesuksesan di bidang pekerjaan yang umumnya dikerjakan oleh kaum pria.
4. Wanita terlalu pakai perasaan ketimbang logika
5. Wanita bekerja tidak bisa jadi ibu yang baik
Sisters, emansipasi kini membuat wanita memiliki porsi yang sama di sebuah perusahaan dan tidak menutup kemungkinan untuk mendapat promosi pada bidang pekerjaan yang umumnya dilakukan oleh kaum pria. Tetapi setelah menikah dan memiliki buah hati, kesibukan di dalam pekerjaan seringkali membuat para wanita karir dianggap kesulitan membagi waktu untuk menjalani kedua peran tersebut. Namun sebenarnya pandangan ini harus dihilangkan, karena setiap ibu yang bekerja mampu mengatur waktu sehingga tetap bisa melakukan pekerjaan rumah tangga.