Hai Sisters! Apakah kamu pernah mendengar kata pornografi? Pornografi adalah sebuah istilah untuk gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukan di muka umum, yang memuat eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat.
Dan tahukah kamu? Jumlah anak yang kecanduan konten pornografi terus meningkat setiap tahunnya. Hal tersebut karena akses terhadap internet yang kini semakin mudah.
Produsen konten pornografi menjadikan anak-anak yang struktur otaknya belum terbentuk sempurna sebagai target pornografi hingga kecanduan. Sangat mengerikan sekali bukan? Lantas, bagaimana proses jika kecanduan pornografi terjadi pada otak anak?
1. Tidak sengaja melihat, lalu merasa tidak nyaman tapi otomatis penasaran
Saat pertama kali melihat konten pornografi, anak akan merasa terkejut, jijik, atau bahkan merasa tidak nyaman.
2. Pelepasan dopamin di dalam otak
Konten-konten pornografi masuk lewat mata kemudian masuk ke otak dan langsung diolah oleh perasaan di otak dan mendorong otak untuk memproduksi dopamin. Dopamin adalah senyawa alami tubuh yang memiliki peran penting pada proses pengiriman sinyal di dalam otak
3. Kecanduan atau adiksi
Dopamin tadi memiliki peran penting bagi perasaan si anak. Seperti perasaan senang melihat sesuatu, dalam hal ini konten pornografi. Cairan hormon dopamin ini bisa membuat anak lebih fokus, senang, terangsang, puas, dan kecanduan melihat konten pornografi.
4. Tidak peka lagi atau desensitisasi
Anak akan menjadi kecanduan dan tidak peka lagi atau desensitisasi.
5. Peningkatan level porno
Peningkatan level pornografi pada anak.
6. Acting out atau melakukan apa yang dilihat
Anak akan mempraktekkan apa yang dilihat, dalam hal ini akan mempraktekkan atau melakukan apa yang sering dilihat, seperti konten pornografi yang pernah dilihatnya.
Sisters, pornografi adalah narkoba di era milenium baru yang membuat dunia berada di tengah-tengah bencana yang mengerikan! Maka dari itu, mari kita jaga konten-konten yang baik dan bermanfaat bagi generasi masa mendatang.
Sumber info: Kementerian PPPA RI