Sisters, kanker payudara adalah penyakit yang terbentuk saat sel-sel di dalam payudara tumbuh tidak normal dan tidak terkendali. Sel itu umumnya membentuk tumor yang terasa seperti benjolan. Kemungkinan kamu mengidap kanker dapat dikarenakan faktor genetik maupun non-genetik. Faktor tidak non-genetik termasuk makanan, olahraga, atau mengonsumsi zat-zat tertentu, termasuk obat.
Sementara, Hipertensi adalah kondisi kronis yang sering diobati dengan obat yang disebut antihypertensive agents. Beberapa tipe anthypertesive agents termasuk angiotensin-converting-enzyme (ACE) inhibitors, angiotensin-receptor blockers (ARBs), beta blockers, diuretics dan calcium-channel blockers.
Calcium-channel blocker dapat mengurangi tekanan darah dengan cara mengurangi pemasukan kalsium ke dalam sel otot dalam dinding arteri, sehingga meminimalkan kontraksi otot. Channel blockers termasuk amlodipine (Norvasc), diltiazem (Cardizem LA, Tiazac), isradipine (DynaCirc CR), nicardipine (Cardene SR), nifedipine (Procardia, Procardia XL, Adalat CC), nisoldipine (Sular), and verapamil (Calan, Verelan, Covera-PM).
Dilansir dari hellosehat.com, secara keseluruhan, penggunaan obat antihipertensi tidak dikaitkan dengan meningkatnya risiko kanker payudara. Tetapi, hasil dari penelitian mengatakan bahwa dari tipe dan durasi terapi antihipertensi calcium-channel blocker dapat dilihat sebagai pemicu risiko kanker payudara. Faktanya, wanita yang telah menopause dan telah menggunakan calcium-channel blocker selama 10 tahun atau lebih memiliki risiko mengidap kanker invasive ductal dan invasive lobular dua kali lebih besar dibandingkan dengan wanita yang tidak menggunakan obat tersebut dan dibandingkan dengan pasien yang menggunakan obat hipertensi lainnya.
Terdapat bukti yang mengatakan bahwa beberapa obat hipertensi dapat menjadi pemicu risiko kanker payudara. Sebuah studi yang dilakukan pada 3000 wanita menemukan bahwa dari seluruh obat tekanan darah tinggi, hanya calcium channel blocker yang dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Hal ini mengindikasikan bahwa tipe obat antihipertensi lainnya seperti beta blockers, diuretik, and ARB, tidak berhubungan dengan peningkatan risiko kanker payudara, meskipun jika digunakan dalam jangka panjang.
Tetapi, beberapa studi sebelumnya telah meneliti hubungan antara obat tekanan darah dan kanker payudara, dan menemukan beberapa variasi hasil. Meskipun sebelumnya terdapat tiga studi yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara calcium cannel blocker dan kanker, namun terdapat juga beberapa studi yang tidak dapat menemukan hubungan di antara keduanya.
Karena kalsium memiliki fungsi vital dalam tubuh manusia, fakta bahwa obat yang mempengaruhi dinamika kalsium dapat menyebabkan risiko serius yang berakhir dengan kanker bukanlah hal yang mengejutkan. Perubahan dalam konsentrasi kalsium dalam sel dipercaya dapat mengganggu apoptosis (matinya sel tubuh yang rusak) yang merupakan salah satu daya tahan alami tubuh dalam melawan kanker. Salah satu hipotesisnya adalah calcium channel blocker dapat mencegah apoptosis pada sel kanker.
Meskipun terdapat permasalahan yang potensial yang telah diangkat oleh studi ini, penemuan ini tidak mengubah praktik medis. Studi ini memang sangat baik, namun tidak berarti dokter harus menghentikan memberi resep calcium channel blocker, karena penelitian tersebut adalah berupa studi pengamatan.
Sisters, selalu konsultasikan dengan doktermu jika kamu khawatir mengenai riskio kanker payudara dan obat tekanan darah, ya.