Sisters, bagi kamu yang nggak begitu terampil bercocok tanam, biasanya memilih kaktus atau pun sukulen untuk dijadikan tanaman hias. Banyak yang bilang kedua tanaman ini mudah dirawat tanpa harus ekstra memperhatikan tumbuh kembangnya. Biar nggak berakhir mati lalu beli lalu mati lagi dan seterusnya, coba deh perhatikan beberapa trik merawat kaktus dan sukulen yang tepat agar nggak cepat busuk, syukur-syukur sampai berbunga, Sisters!
Sisters, cara ini dibutuhkan untuk memastikan air siraman bisa merembes keluar dan nggak menggenang di dalam pot. Media yang lembap atau basah adalah penyebab utama akar kaktus dan sukulen yang membusuk. Pot dari tembikar atau terakota termasuk yang paling baik untuk menanam kaktus dan sukulen karena bahannya yang dari tanah liat bisa menyerap air dan mengeluarkannya lewat pori-pori.
Nah, karena kebutuhan tiap jenis sukulen dan kaktus berbeda-beda, jangan asal menggunakan media yang bisa menyimpan air terlalu lama. Jika perlu, letakkan pasir malang atau bebatuan di lapisan paling bawah untuk mengurangi tingkat kelembapan dalam tanah. Selanjutnya campuran tanah dan pupuk kandang, paling atas bisa menggunakan sekam bakar. Kalau misalnya bahan-bahannya terbatas, kamu bisa langsung masukkan tanah asalkan lubang drainase pot berukuran besar, Sisters.
Meski habitat aslinya di daerah kering, bukan berarti kaktus dan sukulen harus terpapar matahari secara terus-menerus, Sisters. Mereka butuh waktu untuk beradaptasi dengan tempat dan lingkungan yang baru. Sukulen dan kaktus tumbuh paling baik saat mendapat sinar matahari pagi yang cukup, dan penyinaran selama 4-6 jam setiap harinya. Hindarkan dari panas terik siang hari yang menyengat karena bikin daunnya terbakar dan muncul noda kehitaman.
Tanaman sukulen indoor cenderung membutuhkan penyiraman yang lebih sedikit dibandingkan outdoor. Idealnya, kamu bisa menyiram kaktus dan sukulen selama satu hingga dua minggu sekali. Perhatikan juga kondisi tanah sebelum menyiram, lakukan penyiraman saat media sudah sepenuhnya kering. Teknik penyiraman yang baik adalah dengan menyemprot tanpa menggenangi media tanam. Kalau ada bagian daun yang mengering atau keriput, potong saja dan lakukan penyemprotan tanaman seperti biasa.
Salah satu alat yang sangat berfungsi untuk mengetahui kebutuhan penyiraman dan membantumu untuk mengetahui saat yang tepat menyiram tanaman adalah adalah moisture meter. Alat ini akan memberi tahu tingkat kelembapan tanah, intensitas cahaya, hingga PH tanah. Soalnya kadang, permukaan tanah bisa jadi terlihat kering padahal bagian dalamnya masih basah. Moisture meter akan membantumu mendeteksi kelembapan hingga ke bagian akar, Sisters.
Echeveria, jangan biarkan air mengendap lama di daunnya karena bisa memancing kutu daun datang. Kaktus dan sukulen minum dari akar, bukan dari daun. Jika ada daun yang layu di bagian bawah, maka ini kondisi yang normal karena nantinya akan ada daun baru lagi yang bermunculan. Segera pisahkan daun yang layu tersebut agar nggak memancing kutu datang.
Jenis pupuk yang disarankan biasanya berupa NPK, dengan beberapa komposisi yang bisa kamu pilih sesuaikan dengan kebutuhan. Berikan sebanyak 2 hingga 3 butir ke tiap tanaman, jangan terlalu banyak karena bisa mengakibatkan panas berlebih yang merusak kondisi tanaman.
Cobalah pindahkan posisi kaktus dan sukulen secara berkala. Terutama jika tanamannya kurang mendapat sinar matahari secara merata. Selain itu, rutin memindahkan tanaman juga melatih mereka untuk beradaptasi di tempat yang baru sehingga lebih kebal dan nggak gampang mati.
Nah, gimana, Sisters, semoga dengan kamu menerapkan trik-trik di atas, tanaman kaktus dan sukulen yang dipelihara bisa semakin bagus pertumbuhannya, anti kutu, nggak mudah layu hingga menghasilkan bunga bagi yang bisa berbunga. Selamat mencoba, Sisters!