Dulu, setiap kali orang berbicara tentang batik, yang ada di pikiran saya adalah Batik yang berasal dari Tanah Jawa. Dan mungkin hanya Jawa yang mempunyai Batik khas. Batik kala itu mungkin hanya dipakai oleh para bangsawan. Mungkin karena harganya yang cukup mahal & hanya mampu dibeli orang yang memiliki ekonomi berkecukupan. Seiring berjalannya waktu, pola pikir saya pun berubah. Setiap daerah memiliki motif sendiri yang bisa dijadikan motif untuk batik sesuai dengan asal daerahnya masing-masing.
Sebut saja Batik Batak. Saat ini sudah banyak orang yang menghadirkan pakaian batik dengan corak khas batak. Salah satu brand yang cukup terkenal adalah Batiktak. Batiktak ini sudah mendaftarkan & mengantongi ijin brand atau merk Batiktak dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual dibawah Kementrian Hukum & HAM RI. BatikMark itu sangat diperlukan guna melindungi pengrajin juga konsumen dari produk palsu.
Awal mula Batiktak yang berada di bawah pimpinan Ibu Valentina Siagian ini tercetus karena suami dari Ibu Valentina Siagian yang saat itu berdinas di Bangka diwajibkan memakai pakaian batik setiap hari Jumat. Peraturan ini juga sudah mulai diperuntukkan bagi karyawan di bawah Instansi Pemerintah & juga beberapa perusahaan swasta di Indonesia. Kenapa peraturan ini bisa terjadi? Seperti yang kita ketahui sejak Indonesia ditetapkan sebagai global home of batik oleh UNESCO, banyak negara masih antre untuk tetap bisa mengklaim sebagai negara pemilik warisan budaya batik di Indonesia. Sebab itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Direktorat Industri Kecil dan Menengah, bersama Yayasan Batik Indonesia (YBI) melakukan upaya perlindungan batik nasional lewat program batik marking. Dan banyak konsekuensi yang harus ditanggung Indonesia jika tidak bisa mempertahankan branding-nya. Di mana jika dalam 2 tahun UNESCO melihat Indonesia tidak bersungguh-sungguh mengurus batik maka penghargaan tersebut dapat dicabut.
Nah, dari sinilah Ibu Valentina Siagian juga terpanggil untuk mempertahankan batik bahkan menciptakan batik dengan motif ciri khas batak. Yang kedua, Ibu Valentina Siagian terpanggil untuk memperkenalkan Batik Batak karena selama ini masyarakat hanya mengenal Orang Batak melalui lagu. Kain batak belum dikenal masyarakat umum. Melalui Batiktak ini, Ibu Valentina Siagian ini mengenalkan motif batik batak melalui fashion. Motif batak masih sangat dianggap sakral , sehingga kain tenun batak hanya menjadi kain yang usang oleh waktu dan rayap karena hanya disimpan di lemari. Bagaimana sekarang para penenun, pengrajin maupun pengusaha kain batak, termasuk didalamnya Batikak harus bergerak bersama untuk lebih lagi memperhatikan, memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia melalui fashion ( baju, tas, rok, dll. ) juga memperdayakan para penenun yang didominasi oleh para perempuan Indonesia.
Awal mula Batiktak mengeluarkan motif batik batak Gorga
Gorga sendiri berarti corak, motif dan gambar ukiran yang ada di bagian luar Rumah Adat Batak Toba (Rumah Bolon) ataupun alat musik seperti gendang, serunai, dan kecapi. Motif melingkar-lingkar pada motif gorga ini diilhamkan dari tumbuhan pohon pakis yang banyak terdapat di Tanah Batak saat itu & motif Cicak yang sering kita jumpai karena filosofi orang batak saat itu adalah berani keluar dari Tanah Batak untuk merantau, sehingga Orang Batak sering dijumpai dimanapun di bagian muka bumi ini.
Batiktak motif Gorga menampilkan berbagai ukiran-ukiran tersebut di atas kain. Proses pembuatannya dibuat dengan tulis menggunakan tangan, sedangkan warna menggunakan warna alami. Pengrajinnya masih mempekerjaan para pembatik dari Jawa Tengah. Biasanya menggunakan warna Merah, Hitam dan Putih. Warna yang tiga macam ini disebut Sitiga Bolit atau Sitiga Bolit. Sitiga Bolit sendiri adalah tiga benang dijalin secara teratur menjadi satu (bonang manalu) dengan ukuran tertentu digunakan untuk ikat yang melilit di kepala, seperti bentuk serban. Tiga (sitiga) artinya tiga, dan bolit artinya belit, belitan, pilinan, atau jalinan.
Dari ketiga warna tersebut memiliki makna menurut kepercayaan religi batak sebagai berikut :
Dahulu kala Orang Batak Toba menggunakan bahan-bahan cat untuk pewarna alami seperti :
Berbicara tentang usaha, bukan hanya berpikir tentang untung atau rugi, tapi para pengusaha Batik Batak terutama Batiktak ini sedang mengembalikan semangat kepada para penenun maupun pembatik yang ada di daerah-daerah, sekaligus memperdayakan mereka, agar hasilnya mampu dijangkau oleh orang diluar tanah jawa.
Saat ini para pengusaha Batik Batak sudah melakukan promosi hingga ke mancanegara. Produk Batiktak sudah dipakai oleh para artis, presenter TV, anggota DPR RI, bahkan Menteri di Indoensia. Bahkan tidak jarang mereka memesan untuk produk turunan seperti souvenir untuk dibawa ke Luar Negeri ketika mereka melakukan perjalanan dinas. Tujuannya agar Batik Batak dikenal oleh orang diluar Indonesia, lebih tepatnya Batik Batak Go Internasional.
Dan tidak hanya sampai situ, Batiktak juga sekarang banyak menghadirkan motif batak lainnya.