Hai Sisters! Pada tanggal 29 Maret 2016, Komunitas Internet Sahabat Anak (KISA) resmikan KISA Muda, kumpulan relawan muda untuk mengkampanyekan internet sehat di kalangan pelajar. Hal ini dilatarbelakangi oleh kesamaan visi untuk mengkampanyekan cara menggunakan internet secara baik dan positif di kalangan remaja, beberapa pelajar SMA/SMK di Kota Depok berinisiatif untuk bergabung dalam Komunitas Internet Sahabat Anak Muda (KISA Muda). KISA Muda ini merupakan sebuah komunitas yang akan bergerak dalam pengenalan literasi media digital untuk remaja dan pelajar.
KISA Muda memperkenalkan cara menggunakan internet secara baik & positif, serta mengurangi dampak negatif ìnternet atau gadget di kalangan pelajar. KISA Muda merupakan bagian dari Komunitas Internet Sahabat Anak yang berfokus pada permasalahan remaja di era digital. Mereka berharap bisa menjadi bagian dari solusi atas maraknya kasus cyber bullying, pornografi, cyber crime, dan kekerasan akibat dari pengaruh buruk internet di kalangan pelajar. Nah, kita akan berbincang dengan salah satu founder-nya, nih, Sisters. Namanya Sister Rita Nurita. Simak obrolannya dengan Sisternet ini, yuk!
Q: Hai Sister Rita, boleh ceritakan, siapa sosok Rita Nurlita itu?
A: Hallo, Sister. Perkenalkan, nama saya Rita Nurlita. Aku seorang ibu dari 2 putri yang menyukai tantangan dan hal baru. Saya juga pembelajar yang ingin bermanfaat bagi banyak orang. Saat ini saya bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara di Pemerintah Kota Depok, Penulis, dan aktif dalam kegiatan komunitas yang berhubungan dengan parenting, literasi digital, dan kehumasan.
Q: Bagaimana awalnya bisa membuat KISA muda ini?
A: KISA Muda (Komunitas Internet Sahabat Anak Muda) ini diinisiasi bersama teman-teman KISA. Bermula dari adanya kekhawatiran bersama tentang maraknya penggunaan internet yang kurang bijak di kalangan remaja seperti kecanduan, pornografi, bullying, dan sebagainya. Lalu kami membuat KISA Muda dan mengajak pelajar SMA dan SMK di Kota Depok untuk bergabung dalam komunitas ini. Tujuannya untuk bersama-sama mengkampanyekan internet sehat di kalangan sebayanya (pelajar/anak muda).
Pada awal didirikan, para pelajar yang menjadi relawan ini diberikan pelatihan secara berkala tentang materi literasi digital. Mereka juga diberikan workshop untuk membuat konten digital seperti membuat dan menulis blog, video untuk Youtube, dan sebagainya sebagai bekal mereka untuk berbagi dengan teman-teman sebayanya.
Q: Sebagai salah seorang founder KISA muda ini, bagaimana Sister Rita bisa begitu peduli dengan anak muda? Terutama concern-nya kepada pengaruh teknologi kepada anak muda?
A: Bagi saya, anak muda adalah aset bangsa. Mereka adalah para calon pemimpin yang akan menjadi “wajah” Indonesia di masa depan. Karena itu, saya berharap mereka bisa menggunakan teknologi ini untuk hal-hal yang positif dan produktif, sebagai alat yang bisa memfasilitasi mereka dalam mengembangkan bakat, membangun jejaring sosial, meraih cita-cita, dan berbagi dengan sesama.
Q: Bicara soal KISA muda ini, sudah berapa banyak anggotanya?
A: Jumlah relawan saat ini ada 35 orang. Teman-teman ini yang bergantian melakukan kampanye internet sehat secara offline baik dengan mendatangi sekolah/masyarakat, atau membuat event-event tentang literasi digital khususnya di Kota Depok.
Q: Apa pendapat Sister Rita mengenai kasus-kasus yang banyak menimpa anak muda seperti bullying yang marak belakangan ini?
A: Sebagai seorang ibu yang memiliki anak yang saat ini mulai beranjak remaja, saya tentu merasa miris, sedih dan khawatir ya. Karena banyak sekali kasus yang terjadi pada anak muda di dunia siber seperti penculikan, kekerasan seksual, penipuan dan pemerasan, juga cyberbullying.
Khusus untuk bullying ini, saya melihat beberapa anak muda yang menjadi pelaku sepertinya tidak merasa kalau dirinya sedang melakukan bullying. Mereka biasanya mengaku kalau motifnya hanya untuk bercanda atau lucu-lucuan saja, padahal yang mereka lakukan itu bisa berdampak buruk pada temannya yang menjadi korban bullying. Dampak buruk tersebut seperti membuat temannya jadi sangat malu, tertekan, minder, bahkan ada yang sampai melakukan bunuh diri.
Karena itu, sebagai orang tua, selain perlu waspada dan peka terhadap setiap perubahan perilaku anak-anak karena khawatir menjadi korban bullying. Tapi juga perlu memberikan pemahaman dan moral value kepada anaknya supaya tidak menjadi pelaku bullying.
Q: Seiring perkembangan zaman, teknologi juga semakin maju, bagaimana Sister Rita dan KISA muda ini bisa memerangi dampak negatif yang mungkin ditimbulkan dari majunya teknologi ini?
A: Menurut saya, dampak negatif dan positif akan selalu hadir beriringan dalam setiap hal. Untuk memerangi dampak negatif dari teknologi, saya rasa kita harus diperangi dengan cara memperbanyak konten positif di dunia maya. Karena dengan semakin banyak konten dan campaign yang positif, diharapkan konten negatif secara otomatis akan berkurang.
Q: Adakah trik-trik tertentu yang Siser Rita jalankan untuk mengajak para anak muda bergabung dalam KISA muda ini?
A: Saat ini kami lebih fokus pada kualitas dan pengembangan kapasitas relawan yang ada supaya mereka mampu mempraktikkan cara menggunakan internet secara positif dan produktif untuk dirinya sendiri dan teman-temannya. Tapi nanti kami tetap akan melakukan open recruitment untuk regenerasi yang insyaallah akan dilaksanakan per 2 tahun sekali. Dengan mengadakan open recruitment terbuka bagi anak muda khususnya masih berdomisili di kota depok yang memiliki visi misi serupa dengan team dan bergabung jadi relawan KISA Muda.
Q: Apa pencapaian terbesar yang pernah diraih Sister Rita dalam hidup?
A: Pencapaian terbesar dalam hidup adalah saat buku pertama saya terbit, sebuah novel petualangan tentang literasi digital untuk anak-anak yang berjudul “Terjebak di Dunia Maya”. Buku ini menjadi titik awal perjalanan baru bagi saya. Dengan buku tersebut, saya akhirnya bisa membuat komunitas, mendapatkan banyak pengalaman dan sahabat baru, bahkan mendapatkan berbagai penghargaan dan pengalaman spiritual untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi. Selain itu, buku ini juga membuat saya merasa sangat bahagia karena bisa memenuhi impian almarhum Ayah saya yang sangat ingin memiliki anak sebagai seorang penulis.
Q: Apa saja yang biasanya Sister Rita lakukan saat waktu senggang?
A: Saat senggang, saya lebih banyak menikmati waktu bersama anak-anak dan suami, pulang kampung ke Cicalengka, wisata kuliner, membaca buku, dan nonton.
Q: Sebagai ibu dari dua orang putri, dan sebagai seorang istri, bagaimana Sister Rita membagi waktunya antara kegiatan di komunitas dengan keluarga?
A: Saya memilih kegiatan yang aligning (sejalur dan memiliki hubungan) baik dari sisi pekerjaan di kantor, komunitas, maupun keluarga. Karena saya bekerja di bidang komunikasi dan informatika, hobby saya menulis, dan ibu dari 2 orang putri, jadi saat ini saya memilih untuk concern di literasi digital untuk anak-anak dan keluarga. Seperti membuat kegiatan bersama komunitas literasi digital untuk anak-anak dan remaja, saya menulis buku juga tentang internet sehat untuk anak-anak dan keluarga, bekerja di kantor juga salah satu tugasnya adalah memberikan sosialisasi internet secara bijak kepada masyarakat yang umumnya adalah orangtua, anak-anak, dan remaja.
Q: Siapa yang selalu mendorong Sister Rita dalam menjalani profesinya sampai sekarang ini?
A: Orang tua, suami, dan anak-anak. Tanpa dukungan dan ridho dari mereka, saya mungkin tidak akan sekuat ini, setenang, dan sebahagia ini.
Q: Apa hobi Sister Rita?
A: Makan, jalan-jalan, membaca dan menulis
Q: Sebutkan sosok Rita Nurlita dalam 3 kata…
A: Kreatif, Semangat, Kuat
Foto-foto: Dokumen pribadi