Sejak didirikan pada akhir 1965, baru tahun ini Pusat Pendidikan Penerbang Angkatan Darat (Pusdik Penerbad) di Semarang, Jawa Tengah, melatih prajurit wanita untuk menjadi penerbang atau pilot.
Saat ini, ada 3 penerbang cantik yang akan menjadi pelopor penerbang dari Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad). Mereka adalah Letda Cpn Puspita Ladiba, Letda Cpn Tri Ramadhani, dan Letda Cpn Feny Avisha. Ketiganya merupakan alumni Akademi Militer (Akmil) 2017 yang terpilih menjadi keluarga besar Penerbad. Tapi dari 16 taruni yang lulus Akmil tahun lalu, hanya mereka bertiga yang diberi kesempatan tersebut.
Menurut pengalaman yang mereka ceritakan di berbagai media massa, Puspita Ladiba atau yang akrab disapa Diba ini mengaku bangga memperoleh kesempatan menjadi penerbang perempuan pertama di TNI AD. Padahal, awalnya dia sempat berniat memilih kecabangan lain, Sisters. Tapi niat itu batal seiring kesempatan yang dia peroleh untuk menjadi perempuan penerbang pertama di matra darat.
Sedangkan Tri Ramadhani, atau Rani, begitu kerap ia dipanggil, mengaku bahwa ia sempat menemui beberapa kendala. Latihan terbang yang jauh berbeda dari simulasi adalah salah satunya. Ketika memulai latihan terbang di Pangkalan Udara Utama TNI AD (Lanumad) Ahmad Yani, Rani kesulitan menerbangkan helikopter latih. Hingga sepuluh jam terbang lebih tetapi belum bisa mengendalikan pesawat lantaran gugup. Namun demikian, perlahan kesulitan tersebut berhasil dia atasi. Tekad sebagai prajurit yang menjadi pelopor wanita penerbang di TNI AD adalah salah satu pendorongnya. Oleh karena itu, meski tidak memiliki referensi dari wanita penerbang TNI AD, dia tetap semangat.
Lain lagi dengan cerita Feny Avisha yang mengaku saat pertama kali ada rasa khawatir mencoba menerbangkan heli. Tapi dengan panduan dan arahan dari para instruktur serta makin bertambahnya jam terbang, perasaan takut itu berangsur berkurang.
source: tniad.mil.id
Di Pusdik Penerbad, kemampuan tiga perwira Kowad ini bakal terus diasah, Sisters. Sampai bisa bertugas, butuh satu setengah tahun latihan. Itu belum termasuk latihan terusan yang juga harus dilalui.
Menjadi penerbang helikopter tempur, serbu atau angkut, 3 dara ini menyerahkan seluruh keputusan kepada instruktur yang melatih mereka. Karena apabila salah memilih, potensi mengalami situasi berbahaya kian besar.
Luar biasa, ya, Sisters. Semoga ke depannya ada perempuan-perempuan hebat lainnya seperti mereka, ya!