Hai Sisters! Zaman modern seperti sekarang ini semua orang pasti menggunakan smartphone. Bahkan mungkin sebagian dari kita ada yang sampai tak bisa lepas darinya. Setiap harinya, smartphone menjadi perangkat primer yang selalu menemani waktu, mulai dari bangun tidur hingga akan tidur lagi.
Khusus penggunaan di malam hari, misalnya ketika menjelang tidur, ada hal penting yang wajib diketahui. Hal ini ternyata berhubungan dengan kesehatan mata pengguna smartphone, nih, Sisters! Ternyata layar smartphone memancarkan sinar biru (blue light) yang berdampak buruk bagi mata kita. Kenapa bisa demikian? Simak dampak yang cukup mengejutkan dari sinar biru smartphone berikut ini, yuk!
Kerusakan retina
Paparan langsung sinar biru dapat menyebabkan kerusakan retina, lho, Sisters. American Macular Degeneration Foundation memperingatkan kerusakan retina yang disebabkan sinar biru dapat menyebabkan degenerasi makula. Hal ini menyebabkan hilangnya penglihatan sentral, kemampuan untuk melihat apa yang ada di depan mata. Namun penting dicatat, kebanyakan penelitian yang menunjukkan efek ini berkenaan dengan cahaya biru yang dipancarkan sangat dekat dengan retina, sehingga menatap sinar biru di smartphone pada malam hari yang masih dalam batas wajar, tidak akan berdampak demikian.
Merusak siklus tidur alami
Sinar biru ini ternyata juga mengganggu produksi melatonin, yaitu hormon yang membantu mengatur siklus tidur. Otak seseorang mulai memproduksi melatonin ketika ia siap tidur dan sinar biru dari smartphone mengganggu proses produksi tersebut. Itulah sebabnya mengapa smartphone merusak siklus tidur alami. Apa dampaknya? Banyak. Siklus tidur yang terganggu menyebabkan gangguan kesehatan mulai dari obesitas hingga gangguan genetik dan masalah memori lainnya.
Risiko kanker lebih tinggi
Selain membantu kita tidur, melatonin juga berfungsi sebagai antioksidan. Sementara penelitian lebih lanjut masih diperlukan, para peneliti menemukan dampak buruk lainnya dari sinar biru.
Orang yang produksi melatonin alaminya ditekan, misalnya karena paparan sinar biru, berisiko lebih tinggi untuk mengidap berbagai kanker, terutama kanker payudara dan prostat, meskipun hubungan sebab-akibat secara langsung belum ditemukan.
Rentan terhadap depresi
Penelitian juga menunjukkan orang-orang yang tingkat melatoninnya ditekan dan jam tubuhnya dikacaukan oleh paparan sinar biru lebih rentan terhadap depresi.
Menimbulkan katarak
Sisters, tidak tertutup kemungkinan adanya hubungan antara katarak dan sinar biru, meski penelitian lebih lanjut mengenai hal ini masih diperlukan. GigaOM mengutip pernyataan seorang dokter mata yang menyebutkan dia mulai melihat orang-orang berusia 35 tahun memiliki mata berawan dengan katarak seperti orang-orang berusia 75 tahun. Walau satu pernyataan ini tidak bisa begitu saja membuktikan paparan sinar biru menyebabkan katarak, dokter tersebut hanya menyampaikan ada hubungan di antara keduanya. Hal ini tidak dihitung sebagai bukti konkret dan masih sedang diselidiki. Meski sejumlah penelitian ternyata belum menyimpulkan apa pun, tidak ada salahnya untuk berhati-hati, ya!