Sosok Yasa sudah tidak asing lagi di kalangan anak muda jaman sekarang, terutama bagi para millenials Jakarta. Baru berusia 22 tahun, berbagai penghargaan telah disabetnya, salah satunya adalah Forbes 30 Under 30 Asia 2016, serta masih banyak lagi penghargaan lainnya. Ia adalah pendiri dari brand Mens Republic yang sangat populer saat ini. Kepribadiannya yang ramah dan humble membuat wawancara ini terasa menyenangkan. Dan juga simak penuturannya akan entrepreneurship, berbisnis dan sukses di usia muda. Ia tidak hanya mengerti akan kondisi pasar tetapi juga tahu harus melakukan apa dan bagaimana mencapainya. Kesulitan - kesulitan yang dihadapi di usia muda, justru menjadi acuan dan pijakan untuk dia naik lebih tinggi lagi. Dia berhasil mengubah keadaan yang terpuruk menjadi sebuah gagasan dan terus memperkaya diri dengan wawasan. Sebuah pelajaran yang sangat baik bagi para gerenrasi muda dan millenials untuk mengerti bagaimana proses dalam entrepreneurship dan jangan pernah puas dalam mengembangkan diri serta terus belajar. Simak wawancara berikut ini:
Hai Yasa, terima kasih sudah mau meluangkan waktunya untuk berbincang dan berbagi dengan Sisternet.
Seperti yang kita tahu, Yasa ini adalah seorang entrepreneur muda yang berbakat. Lalu apa yang mendorong Yasa untuk memulai bisnis sendiri?
Pada saat usia saya 15 tahun, Papa saya terkena serangan jantung karena adanya tiga penyempitan pembuluh darah dan disarankan oleh dokter untuk melakukan operasi pemasangan ring. Namun Papa saya enggan melakukannya karena uangnya dipakai buat uang sekolah saya dan kakak saya. Itu yang menjadi motivasi saya untuk mandiri agar tidak menyusahkan orang tua saya. Awalnya saya terjun ke dunia bisnis hanya karena kepepet, namun kelamaan ini menjadi pilihan hidup saya.
Sekarang kesibukannya apa saja?
Fokus membesarkan Men’s Republic dan sebentar lagi akan menjalani kuliah S2 di Binus Business School mengambil Strategic Management. Selain itu menyempatkan diri berbagi ke berbagai institusi minimal seminggu sekali.
Bagaimana membagi waktu antara bisnis dengan keluarga?
Menurut saya tidak ada yang sulit. Selama menjalani bisnis dengan enjoy, tidak ada masalah sama sekali. Tidak ada tips khusus dalam membagi waktu antara bisnis dengan keluarga. Keduanya berjalan seiringan saja.
Menurut Yasa, gampang, tidak, sih, memulai usaha atau bisnis sendiri sambil kuliah?
Menjadi mudah pada saat kita kuliah dengan enjoy, karena suka dengan apa yang dipelajari dan berada di tempat yang lingkungannya kondunsif. Serta menjadi mudah apabila dalam bisnis kita tidak menjadi Superman melainkan menjadi Superteam plus membangun system dalam bisnis. Menjadi sulit jika tidak melakukan hal-hal di atas.
Kebanyakan anak muda zaman sekarang lebih memiliki sifat konsumtif dibandingkan membuka lahan pekerjaan bagi orang lain. Apakah pendapat Yasa mengenai hal ini?
Setiap manusia pasti punya sifat konsumtif, menurut saya wajar saja. Tapi menjadi masalah kalau konsumtifnya lebih besar daripada produktifnya. Silahkan saja konsumtif, tapi harus lebih memperbesar produktivitasnya. Play hard but work harder.
Bagaimana cara Yasa membuat bisnisnya tetap stabil dan perlahan makin berkembang?
Tidak pernah berhenti belajar, selalu “jangan cepat puas” sama apa yang sudah didapat sekarang. Selalu merasa masih ada ruang untuk bertumbuh. Intinya dari internal entrepreneurnya sendiri dulu. Bisnis akan berkembang kalau entrepreneurnya juga berkembang.
photo by: IG @mensrepublicid
Awalnya Yasa membuat bisnis online, bisa diceritakan?
Awalnya hanya coba berjualan lewat media sosial, ternyata responnya bagus. Akhirnya terus mengembangkannya. Pertama hanya menggunakan cara – cara yang gratisan dalam berbisnis di media sosial, selanjutnya menggunakan cara – cara yang berbayar agar lebih professional dan hasilnya lebih maksimal. Saat ini Men’s Republic lebih fokus ke penjualan lewat website di www.mensrepublic.id dan mungkin ke depannya akan ada appsnya.
Lalu Yasa datang dengan konsep membuat brand fashion yang khusus untuk remaja pria, middle class dan harganya yang cenderung rendah. Apa sebenarnya yang ingin dicapai?
Target Men’s Republic usia 18 – 34 tahun, kelas menengah, tinggal di kota – kota besar seperti Jabodetabek, Medan, Makassar, Surabaya, Bandung. Serta kota – kota sejenisnya. Kami ingin menghadirkan pilihan fashion pria yang terjangkau tanpa mengurangi kualitas dan estetika bagi middle class yang sedang tumbuh pesat. Value dari Men’s Republic ada tiga: yang value tersebut juga sesuai dengan value seorang pria ideal yaitu trustworthy, gentlemen & prestigious. Produk – produk yang kami hasilkan juga mencerminkan tiga value tersebut.
photo by: IG @mensrepublicid
Sekarang ini banyak sekali anak muda yang membuka bisnis yang sama dengan Yasa, lalu bagaimana Yasa bisa mempertahankan bisnisnya di tengah persaingan bisnis yang cukup keras ini?
Semakin banyak pesaing semakin bagus, itu adalah tanda bahwa industri ini terus bertumbuh dan tidak akan mati. Ini juga tanda bahwa market sangat besar sehingga banyak yang tertarik masuk. Fashion memang begitu. Namun saya melihat selama tiga tahun setengah menjalani Men’s Republic, banyak sekali kompetitor bermunculan namun sedikit sekali yang mampu bertahan. Kata kuncinya ada di konsistensi. Banyak yang berani mulai namun sedikit yang mampu bertahan. Kami salah satu yang bertahan.
Dengan bendera Men’s Republic, apakah Yasa sudah puas dengan pencapaiannya ini?
Belum, masih terlalu banyak yang belum dicapai.
Kira-kira mau bikin apa lagi, nih?
Kami ingin menghadirkan one stop solution bagi pria. Hari ini kami baru memenuhi kebutuhan footwear saja, masih banyak kebutuhan pria lainnya. Apalagi lifestyle pria sekarang sedang naik daun. Kami akan menghadirkan semuanya. Dari segi cara belanja sekarang ini kami baru lewat website, ke depannya akan ada appsnya juga. Plus mungkin kami akan membuka offline store di kota yang customer kami banyak di sana.
Selain pelaku bisnis, Yasa juga pernah menulis sebuah buku berjudul Never Too Young to Become a Billionaire tahun 2015 lalu. Apa, sih, isi buku tersebut?
Perjalanan, value & strategi bisnis yang saya lakukan selama menjalani bisnis dari 0 sampai dengan sekarang.
Apa yang Yasa harapkan dari menulis buku tersebut?
Saya sadar banyak sekali teman – teman dari berbagai kota yang ingin mengundang saya hadir ke sana. Namun saya keterbatasan waktu dan tenaga. Saat ini fokus saya di bisnis, bukan di sharing. Mungkin kalau saya sudah sangat sukses dan kaya, barulah saya fokus sharing saja. Agar saya tetap bisa sharing ke teman – teman, saya menulis buku agar saya tetap bisa sharing lewat tulisan tanpa saya harus hadir ke semua tempat. Kebetulan saat itu ada penerbit besar yang juga menawarkan saya untuk menulis buku.
photo by: IG @yasasinggih
Yasa juga telah mendapatkan beberapa penghargaan skala nasional hingga internasional atas semua yang dilakukan dalam dunia bisnis di Indonesia. Bisa diceritakan penghargaan tersebut?
Apa hobi Yasa dan kegiatan di waktu senggang?
Makan dan tidur hehehe. Baca buku.
Tips untuk Sisters atau millenials yang ingin memulai bisnis?
Lihat dari peluang yang ada di sekitar kita dan lihat ke dalam diri kita sendiri resources yang kita punya. Gabungkan peluang dan resources yang kita punya, akan menjadi kombinasi yang sempurna. Ditambah, keberanian untuk memulainya, keilmuan untuk mengembangkannya, dan ketekunan dalam mempertahankannya.
Terimakasih untuk waktu dan kesempatannya, sukses selalu untuk Yasa!
TERIMA KASIH!