Hai Sisters! Di Man of the Week kali ini Sisternet berkesempatan untuk ngobrol dengan Yuda Bustara. Chef ganteng yang wira wiri di televisi dan channel Youtube yang berkaitan dengan makanan ini berasal dari industri kulinari dan perhotelan komersial.
Penasaran dengan kerja Chef Yuda dan caranya membangun brand diri seperti sekarang ini? Simak obrolan kami berikut!
Halo Yuda Bustara, salam kenal dari Sisternet! Apa kesibukannya akhir-akhir ini?
Halo! Kesibukan saya cukup rumit. Selain chef, saya juga seorang food stylist dan food consultant untuk beberapa perusahaan makanan. Juga menjadi private chef bersama Arimbi Nimpuno dan Putri Miranti. Selain itu juga mengisi acara off air maupun on air di berbagai negara.
Wah, sibuk banget. Terima kasih sudah menyediakan waktu untuk ngobrol, ya. Omong-omong nih, biasanya kan perempuan yang identik berkutat dengan dunia dapur dan masak-memasak, apa yang membuat Yuda tertarik dan mendalaminya?
Sebenarnya di zaman sekarang gak ada yang identik sih dalam berbagai hal. Dengan kesetaraan gender, semua bisa jadi apa yang mereka mau. Kalau masak di industri komersil, memang sangat berbeda dengan masak di rumah.
Bekerja di industri komersil kulinari butuh lebih banyak disiplin, karena bekerja di kondisi yang intense dan berat setiap saat. Working long hours dan juga banyaknya porsi masakan yang harus dimasak, membuat lebih banyak pria yang bekerja di dapur komersil.
Bagaimana membangun image sebagai chef sekaligus food stylist?
Saya suka banget fotografi. Dulu pernah bekerja di perusahaan fashion Perancis sebagai produser dan fotografer, akhirnya saya malah lebih suka foto makanan. Dan, dengan latar belakang chef, saya punya basic menata makanan untuk terlihat menarik di mata orang. Poin tersebut yang membuat saya ditunjuk beberapa perusahaan besar untuk menjadi food stylist dari brand makanan atau minuman meraka. Entah itu untuk majalah, menu, iklan, bahkan billboard iklan.
Apa food stylist bisa disebut profesi dan menjadi karier seseorang?
Belum di Indonesia, tapi sudah ramai di negara-negara maju. Banyak restoran atau bahkan majalah yang menggunakan jasa food stylist. Maraknya Instagram membuat orang-orang lebih detail kalau memoto makanan. Maka dari itu, perusahaan besar biasanya menggunakan jasa stylist agar produk mereka terlihat lebih baik atau yummy dari brand lainnya
Bisa diceritakan juga mengenai kegiatan food styling ini? Kenapa Yuda tertarik melakukannya?
Pertama, karena food stylist yang bekerja di industri komersil masih sangat sedikit. Makanya jasa styling masih high demand beberapa tahun lalu. Beruntung saya pernah kerja dengan banyak fotografer makanan komersil terbaik di Indonesia, seperti Artli Ali dan Willy Koesnady.
Food styling bukan sesuatu yang bisa dipelajari di buku atau Youtube, tapi butuh banyak pengalaman dan pikiran yang terbuka. Karena styling sifatnya subjektif, jadi gak ada yang benar atau salah di food styling.
Hm, kejadian apa yang paling diingat Yuda saat mulai jadi food stylist?
Saat saya mengerjakan iklan Pizza Hut, butuh menghabiskan puluhan pizza untuk mendapatkan 1 foto yang terbaik.
Banyak orang berpikir iklan komersil itu gampang dibuat, padahal 1 foto itu bisa menghabiskan waktu berjam-jam. Dan sangat detail, karena potongan daun seledri sekecil apapun akan terlihat jika dipajang di billboard.
Benar juga. Terus ada nggak kejadian yang sudah dialami dan membuat Yuda berpikir: “Saya sudah di sini, saya tidak akan mundur”?
Hampir di semua pekerjaan seperti itu sih. Saya selalu challenge diri saya untuk mencoba hal baru. Pekerjaan food styling pertama saya untuk sebuah restoran Jepang, dan itu pun saya dipaksa oleh seorang fotografer untuk membantu pemotretan tersebut. Saya gak yakin apakah klien puas dengan fotonya. Ternyata beberapa bulan kemudian saya dipanggil untuk mengerjakan menu lainnya.
Intinya, just fake it 'til you make it.
Kita gak akan pernah tahu seberapa kompetennya diri kita kalau gak pernah mencoba. Dan, selalu punya optimistic mindset dalam hal apapun.
Got it! Apa yang menjadi inspirasi Yuda dalam mempercantik masakan? Sisternet lihat ada kue yang dihias dengan motif mega mendung segala. Ini biasanya dapat ide atau inspirasi dari mana?
Foto: Twitter / @yudabustara
Inspirasinya dari traveling, traveling, dan traveling. Di Eropa ada kue tradisional yang diukir cantik lalu digantung di pohon natal. Jadi cookies mega mendung tersebut inspirasinya datang dari situ. Saya buat yang lebih Indonesia dan bisa dijadikan hiasan dalam acara spesial juga.
Selain di dapur, biasanya Yuda suka menghabiskan waktu di mana?
Di gym dan tempat-tempat baru yang belum pernah saya datangin, seperti restoran atau galeri. Saya suka seni dan itu juga hal yang membuat saya terinspirasi dalam pembuatan menu baru atau food styling. Kalau nge-gym karena memang saya kebanyakan makan saja. Jadi harus hidup seimbang.
Apa atau siapa motivasi Yuda setiap hari dalam berkarya?
Pastinya untuk rakyat Indonesia yang pengetahuan soal kulinarinya masih jauh tertinggal.
Motivasi saya adalah membuat orang Indonesia lebih sehat dan badannya bisa FIT, seperti orang orang Brazil hehehe
Semua itu bisa saya lakukan dengan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya memasak sendiri di rumah. Dengan memasak sendiri orang akan paham dengan apa yang mereka masukan ke dalam tubuh mereka.
Menurut Yuda, dunia kuliner tanah air ini seperti apa?
Sangat baik dan semakin membaik. Orang semakin aware dengan apa yang mereka makan, orang rela bayar mahal untuk gym dan makanan sehat. Menurut saya itu awal yang baik. Orang sudah mulai concern dengan kesehatan mereka.
Melalui apa yang Yuda lakukan sebagai seorang chef, food stylist, dan cooking instructor, apa yang ingin Yuda sampaikan pada masyarakat? Misinya apa?
Misinya untuk mengembalikan yang namanya “Resep Keluarga” dan budaya masak sendiri. Zaman dulu waktu saya kecil, resep itu diturunkan dari ibu atau nenek. Zaman sekarang semua informasi tinggal buka Google dan Youtube.
Sangat mudah untuk mendapatkan makanan di era sekarang, tinggal delivery. Bahkan “masakan nenek” itu sudah jarang didengar, karena nenek zaman sekarang lebih suka mengajak cucunya makan di mall.
Jika tidak ada lagi orang yang masak di rumah, berarti tidak ada lagi yang namanya “Resep Keluarga”.
Apakah Yuda selalu memasak sendiri sehari-hari? Apa makanan favorit Yuda?
Yes. Selalu, setiap hari, di rumah makan sesuatu yang simple dan tidak terlalu diproses. Pastinya komposisinya lengkap, ada sayuran, protein dan karbohidrat.
Makanan favorit saya makanan Jepang, karena selalu segar dan minim proses pemasakan, jadi nutrisinya masih lengkap.
Ada cara food styling yang anti gagal nggak?
Hmm, sebenernya bukan cara food styling, tapi cara food photography. Selalu gunakan lampu matahari dan jangan pake flash kalau foto makanan. Hasilnya akan terlihat natural. Kalau untuk food styling sendiri, just be creative karena gak ada yang salah atau benar di food styling. Semua selera masing-masing.
Oh iya, tadi sudah disebut ya. Next, seberapa pentingnya menggunakan media sosial saat ini, terutama untuk memperkenalkan karya dan pencapaian Yuda?
Sebenarnya saya gak begitu anak sosmed banget, tapi penting untuk pekerjaan zaman sekarang. Bukan untuk sombong atau pajang selfie, tapi lebih menemukan orang-orang yang “likeminded” dengan diri kita.
Apa sih yang harus dimiliki seseorang ketika memilih karier seperti Yuda?
Waktu yang banyak! Karena bekerja di industri pariwisata, terutama kuliner, itu tidak akan pernah berhenti. Di saat orang lain libur, justru kamu malah bekerja.
Pokoknya seperti kata Om Bob Sadino, “selama pantat orang masih bolong, orang akan selalu butuh makanan”.
Nggak ada habisnya, ya. Untuk Sisters yang ingin mencoba jadi food stylist, harus mulai dari mana? Ada tips?
Banyak komunitas food styling di Instagram. Bisa ikutan posting dengan menggunakan hashtag mereka. Terkadang mereka juga suka buat event food styling workshop. Ikutan aja.
Untuk yang belum punya koneksi atau jejaring di dunia dapur, bagaimana sih cara Yuda dulu melakukannya?
Go to culinary school! Atau gak, ikutan kelas masak. Di situ Sisters akan menemukan orang-orang yang memiliki interest yang sama.
Terakhir, apa moto kerja Yuda?
Shortcuts will never work, jadi jalanin aja :D
Noted! Terima kasih sudah berbagi di Sisternet, Yuda!
Sama-sama, Sisternet!