Hai Sisters, tren hidup sehat memang sudah berlangsung sejak beberapa tahu belakangan ini. Dari tren ini muncul berbagai tren lainnya yang turut mendukungnya, seperti tren makanan organik. Dengan makin banyaknya orang yang mencari makanan organik, alias tidak terkena bahan-bahan kimia buatan manusia, maka nggak heran kalau bercocok tanam sendiri kemudian berkembang pula. Hadirlah tren yang dikenal dengan sebutan urban farming.
Salah satu gerakan yang lahir dari tren di atas adalah gerakan urban farming atau gaya bercocok tanam yang dilakukan orang-orang yang tinggal di daerah perkotaan. Dengan lahan yang seadanya, tentunya orang-orang yang mengikuti gerakan ini harus mencari akal dan memanfaatkan apa yang ada di sekitar, Sisters. Biasanya yang dimanfaatkan adalah lahan nganggur atau non-produktif yang ditemukan di daerah perkotaan. Namun bisa juga dengan memanfaatkan ruang-ruang terbatas yang sudah ada.
Suasana ruangan di dalam gedung Pasona Group. | Foto: theguardian.com
Sebagai contoh, coba kamu intip yang dilakukan Pasona Group di Jepang. Mereka menanam padi, tomat, dan tanaman herbal di dalam gedung perkantoran mereka. Atau intip Sky Greens di Singapura yang dikonsep oleh Jack Ng, seorang entrepreneur dan inovator. Simpel saja, Sky Greens seperti dikonsep serupa gedung pencakar langit, tapi untuk tumbuhan.
Di London ada GrowUp Urban Farming yang menghasilkan ikan segar, salad, dan berbagai tanaman herbal dari perkebunannya. Mereka memanfaatkan teknik akuaponik yang merupakan gabungan akuakultur dan hidroponik, dan juga memanfaatkan teknologi vertical growing alias teknologi yang membuat kamu dapat berkebun tanpa menghabiskan banyak lahan, Sisters. Gaya urban farming seperti ini biasanya bersifat sustainable atau berkelanjutan bagi komunitasnya.
Selain menghasilkan bahan makanan sendiri dengan cara organik, urban farming diminati karena bisa menjadi kegiatan yang mempererat komunitas atau masyarakat sekitar. Konsep urban farming biasanya diadopsi dengan konsep dari komunitas untuk komunitas. Jadi, apapun yang diproduksi urban farming akan kembali lagi ke komunitas itu sendiri. Para penggiat urban farming biasanya juga akan mengedukasi warga-warga di sekitar yang menunjukkan minat untuk mencoba berkebun sendiri di lahan yang mereka miliki, Sisters.
Sejak akhir 2010 silam, Ridwan Kamil yang sekarang menjabat sebagai Walikota Bandung menginisiasi gerakan Indonesia Berkebun bersama dengan penggiat lainnya seperti Sigit Kusumawijaya, Achmad Marendes, Shafiq Pontoh, dan banyak orang lainnya.
Jaringan Indonesia Berkebun (@IDBerkebun) berkembang dengan cepat ke kota-kota, bahkan beberapa kampus di Indonesia. Tiga tahun setelah dimulai jaringan Indonesia Berkebun sudah ada di 30 kota dan 8 kampus. Kamu bisa melihat daftarnya dengan mampir ke www.indonesiaberkebun.org, Sisters.
Komunitas Banjarbaru Berkebun, bagian dari jaringan Indonesia Berkebun. | Foto: Twitter / @BJBR_berkebun
Selain komunitas Indonesia Berkebun, sudah banyak juga komunitas yang melakukan urban farming ini, Sisters. Kalau di sekitarmu ada nggak komunitas berkebun juga?
Foto header: sun-gazing.com