Raden Ajeng Kartini dikenal sebagai pahlawan nasional yang melahirkan gagasan kesetaraan bagi kaum perempuan. Tanggal lahirnya, 21 April, ditetapkan sebagai hari nasional memperingati perjuangan pahlawan kaum wanita. Kartini berjuang melalui konsep pemikiran akan kepeduliannya terhadap nasib perempuan di kala itu. Predikat Kartini ternyata mengundang kontroversi karena munculnya pro dan kontra dari beberapa kalangan yang mendukung pahlawan wanita dari daerah masing-masing. Terlepas dari segala perbedaan yang bermunculan, jasa Kartini tak bisa dipandang sebelah mata.
Bukti perjuangan Kartini tertuang dalam surat-suratnya yang sudah diterjemahkan oleh salah satu sastrawan dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang. Selain itu, sajak terkenal berjudul “Panggil Aku Kartini Saja” yang ditulis Pramoedya Ananta juga menjadi penguat akan kekaguman terhadap wanita ini. Melalui pena dan pemikiran sebagai senjata, Kartini berperang agar peradaban lebih bermartabat. Surat-surat Kartini kini sudah berusia lebih dari seratus tahun, tetapi pemikirannya yang berisi kegelisahan juga kepedulian terhadap bangsa masih sangat relevan hingga saat ini. Salah satu kutipan R.A. Kartini yang menjadi dasar inspirasi hingga saat ini, yaitu “Teruslah bermimpi, teruslah bermimpi, bermimpilah selama engkau dapat bermimpi! Bila tiada bermimpi, apakah jadinya hidup! Kehidupan yang sebenarnya kejam.” Kutipan tersebut selalu mengingatkan kita agar terus bermimpi, mimpi untuk mengharumkan bangsa, membentuk masyarakat, serta membangun pribadi diri. Banyak jalan untuk meraih mimpi itu, salah satunya yang menjadi dasar adalah dengan pendidikan.
Pendidikan menjadi jembatan bagi segala ilmu. Dalam semua ajaran dan keyakinan pun dianjurkan untuk menuntut ilmu dan memperluas wawasan. Hal ini sejalan dengan pemikiran Kartini. Ditilik dari esensinya, pendidikan menjadi hal utama karena pendidikan akan membentuk dasar pemikiran setiap individu. Di masa sekarang, bisa dilihat hasil perjuangan Kartini dimana kaum wanita dan laki-laki memiliki hak yang sama dalam bidang pendidikan. Wanita diberi kesempatan untuk mengeyam pendidikan bahkan sampai level tertinggi di belahan dunia lain. Tak hanya itu, peluang beasiswa pendidikan juga terbuka lebar bagi semua orang. Saat ini banyak kemudahan dalam akses pendidikan. Hal ini dapat terlihat dengan adanya internet yang memudahkan dalam mencari berbagai informasi. Kaum perempuan ditawarkan dengan pengetahuan yang selalu baru dimana saja dan kapan saja. Adanya teknologi pun membuat perkembangan dan kemajuan pemikiran perempuan semakin maju.
Di sisi lain wanita tidak boleh melalaikan keawajiban sebagai ibu. Peranan seorang ibu sangat berharga dalam membangun sebuar keluarga, terutama untuk pendidikan dan perkembangan anak. Pendidikan yang pertama dan terpenting adalah di dalam keluarga. Kartini sangat paham pentingnya peran wanita dalam keluarga. Walaupun Kartini sebagai seorang aktivis di jamannya, tetapi tidak melupakan kewajibannya sebagai seorang istri. Kartini berprinsip untuk menjunjung tinggi harkat martabat kaum wanita dan juga kebebasan untuk mengenyam pendidikan setinggi-tingginya layaknya kaum pria di masa itu, tanpa melupakan kodratnya sebagai seorang wanita. Nilai inilah yang seharusnya masih bertahan sampai sekarang. Seorang ibu harus selalu bertanggung jawab terhadap pembentukan budi pekerti anak-anak mereka. Calon generasi penerus bangsa inilah yang kelak akan menentukan kemajuan dan peradaban bangsa ini.
Kartini merupakan sosok pelopor kebangkitan perempuan pribumi. Pada saat ini sudah banyak bermunculan perempuan-perempuan tangguh yang siap berlaga dalam krisisnya hak dan kewajiban perempuan. Bila harus menyebutkan nama, akan sangat panjang daftarnya karena banyak putri-putri Indonesia yang sudah berkarya dan berjasa nagi negri ini. Banyak Kartini muda membangun bangsa dari berbagai disiplin ilmu, mulai dari duduk di bangku pemerintahan, memajukan kesenian, publikasi bidang sains dan teknologi, serta mengabdikan diri untuk kemanusiaan. Bila ditanya sosok Kartini masa kini tak perlu jauh-jauh mencari. Karena di depan kita masing-masing ada seorang yang sangat menginspirasi, yaitu sosok Ibu. Ibu bagaikan lilin yang memberikan cahaya bagi anak-anaknya. Ibu memberikan pendidikan bahkan sejak sebelum kita lahir. Sejak kecil pun kita diajarkan untuk bermimpi yang setinggi-tingginya dan berusaha untuk meraihnya. Sama seperti Ibu Kartini yang menyuruh kita selalu bermimpi, karena tak ada artinya hidup tanpa suatu harapan.
Tantangan yang dihadapi oleh wanita Indonesia akan semakin banyak. Perempuan Indonesia harus tampil berani dan bersaing di dunia luar. Akan disayangkan jika perempuan Indonesia tidak meneruskan perjuangan Kartini. Kartini masa sekarang dan masa depan harus lebih berani dan menunjukkan hal yang lebih positif. Jadikan mimpi sebagai landasan setiap usaha agar pantang menyerah dan tetap berjuang.
Sumber gambar : http://wibawa-source.blogspot.co.id/2013/05/peranan-kartini-dalam-pendidikan.html