She's a dreamer, a doer, a thinker.
She sees possibility everywhere.
Rasanya ungkapan ini cocok untuk menggambarkan duet maut dua menteri perempuan di era kepemimpinan Joko Widodo ini, Sri Mulyani dan Susi Pudjiastuti. Kedua perempuan ini diberikan jabatan strategis untuk menyukseskan misi sang Presiden menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia. Susi Pudjiastuti diberikan posisi sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, dan Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan di Kabinet Kerja.
Apa yang bikin mereka berdua ini menjadi duo powerful di pemerintahan Indonesia? Simak sepak terjangnya berikut ini, Sisters!
Foto: tabloidimaji.com
Sisters, perempuan yang besar di ibu kota Jawa Tengah ini tumbuh sebagai anak ke 7 dari sepuluh bersaudara. Kedua orang tuanya, Satmoko dan Retno Sriningsih, adalah guru besar di IKIP Semarang, yang kini sudah berganti nama menjadi Universitas Negeri Semarang. Tampaknya karena ini pula Sri Mulyani dan saudara-saudaranya pun memiliki prestasi akademis yang mumpuni di bidang pilihan mereka masing-masing.
Saat kuliah di Universitas Indonesia, salah satu universitas kebanggaan tanah air yang melahirkan banyak elit politik di Indonesia, Sri Mulyani sadar akan keberadaan elit politik. Baginya, adanya elit politik ini menunjukkan wajah perekonomian di Indonesia. Pengalaman itu yang mempengaruhi keterlibatannya dalam membangun perekonomian Indonesia dan dunia.
Sebagai orang yang sederhana dan tegas, Sri Mulyani ingin membangun negerinya. Hal ini yang membuatnya menerima pinangan Joko Widodo untuk menjabat sebagai Menteri Keuangan Indonesia. Padahal sebelumnya ia menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia dengan perolehan gaji bulanan sekitar Rp687,5juta! Angka ini tentu tidak bisa dibandingkan dengan gaji yang ia peroleh dengan jabatannya sekarang, Sisters.
Baru-baru ini ia dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik se-Asia oleh Finance Asia, sebuah majalah yang berbasis di Hongkong. Tapi lucunya, dulu kedua orang tuanya sempat khawatir ia akan berakhir sebagai petugas bank! Reputasinya yang cemerlang membuat Sri Mulyani berhasil menerapkan program Amnesti Pajak yang diharapkan dapat membantu perekonomian dan pembangunan Indonesia. Sukses, Bu!
Foto: liputan6.com
Siapa sih yang tidak mengenal menteri nyentrik satu ini? Saat ia diumumkan sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia, media massa langsung menyorot kehidupannya. Dari latar belakang pendidikan yang hanya berakhir di jenjang SMP tanpa berhasil menyelesaikan SMA, kebiasaan merokok dan tato yang dimilikinya, juga tentang rumah tangganya yang berakhir perceraian. Ia langsung dicecar dan publik pun bertanya-tanya: kenapa seorang Susi Pudjiastuti yang dipilih?
Tampaknya pilihan Joko Widodo didasarkan pada prestasinya sebagai seorang entrepreneur yang mencintai laut Indonesia dan sosoknya yang tegas tanpa tedeng aling-aling. Setelah dikeluarkan dari SMA karena menjadi aktivis Golput, yang dilarang kala Orde Baru, Susi memutuskan menjadi pengepul ikan di Pangandaran, Jawa Barat. Bisnis itu ia kelola sampai berkembang menjadi perusahaan yang mengekspor seafood ke beberapa negara Asia dan Amerika. Tidak hanya itu, untuk menunjang bisnis ekspor seafood segarnya ini, Susi pun membeli pesawat dan mendirikan maskapai Susi Air. Keren ya!
Saya diajarkan oleh keluarga saya untuk tidak pernah merasa minder. Tidak ada yang membedakan orang yang berpendidikan atau yang tidak, dari keluarga ningrat atau keluarga biasa. Semua manusia itu sama, sama-sama mampu jika mereka mau berusaha. Jadi nggak perlu yang namanya minder. - Susi Pudjiastuti
Pengalamannya sebagai seorang pengusaha yang sering berurusan dengan birokrasi dan juga isu-isu perikanan dan kelautan membuat Susi menjadi orang yang tepat dalam mengurus Kementerian Kelautan dan Perikanan. Ia memulai kerjanya dengan langsung menunjukkan taring pada negara-negara sekitar Indonesia yang melakukan praktik illegal fishing di perairan negeri ini.
Tidak segan-segan, ia mengambil keputusan-keputusan yang kontroversial untuk menjaga kekayaan Indonesia seperti membom kapal asing yang ketahuan mencuri ikan dan membuat moratorium sementara dengan kapal besar asing untuk restrukturasi kebijakan perijinan kapal.
Dengan “Laut sebagai Masa Depan Bangsa” sebagai moto Kementerian Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti memang pilihan tepat untuk menjadi pembela kedaulatan laut Indonesia. Kamu setuju, Sisters?