Sisters, kamu warga Jakarta dan sekitarnya? Kalau iya, pasti sudah biasa menghadapi stres yang muncul karena transportasi umum atau macetnya jalanan.
Para pengguna Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line tujuan akhir Stasiun Tanah Abang pasti sudah terbiasa berdesak-desakan di dalam KRL saat pagi hari. Sama juga bagi penumpang tujuan akhir Stasiun Bogor di sore hari. Bahkan untuk masuk KRL saja perlu energi lebih, harus rela bersempit ria, berdesakan, hingga mendengar gerutuan.
Bagiku, pagi dan sore berdesakan di dalam gerbong kereta bukan masalah, tapi lain halnya saat 2 tahun lalu.
klaustrofobia/kla·us·tro·fo·bia/ n Psi rasa takut akan terkurung pada suatu tempat (ruangan) yang sempit dan tertutup
Gara-gara pengalaman buruk, aku merasa mengidap klaustrofobia. Ketika aku berada di ruangan yang dipenuhi dengan banyak orang aku langsung panik. Jantung jadi berdetak lebih cepat. Rasanya tidak bisa santai dan mau pingsan.
Reaksi yang berlebihan? Tapi itu yang aku rasakan, Sisters. Kakiku lemas sekali kalau sudah diserang panik begini. Panik, takut, bingung.
Lalu beberapa minggu kemudian aku menemukan inspirasi saat menonton acara di ted.com.
Bagaimana Caranya Berteman Dengan Stres?
Dari video tersebut aku akhirnya tahu bahwa stres itu baiknya tidak dihindari. Selama ini kita tahunya harus menjauhi stres karena bisa berdampak buruk bagi kesehatan jiwa dan raga.
Pada kenyataannya, bukankah kita tidak bisa lepas dari stres? Setiap kita mencoba hal baru, setiap kita berusaha keluar dari zona nyaman, akan ada tantangan dan hal yang membuat kita tertekan dan pada akhirnya stres. Makanya, daripada dijauhi, jadikanlah stres sebagai teman, Sisters.
Ubah cara pandang bahwa jantung yang berdetak lebih kencang dan pikiran mulai panik adalah tanda stres. Cobalah berpikir sebaliknya.
- Saat jantung berdetak lebih cepat, itu berarti tubuh sedang mendukungmu untuk melakukan hal baru.
- Saat rasanya panik dan berkeringat, tandanya tubuh bersiap menyambut tantangan baru.
Bukankah itu terdengar lebih melegakan Sisters? Tubuhmu akan menyesuaikan diri dengan pikiranmu, seperti kata mutiara di atas. Ketika tubuh bereaksi tidak biasa, percayalah bahwa kita sedang dipersiapkan untuk melakukan hal luar biasa.
Semangat, Sisters!
Ilustrasi: Unsplash