Mari samakan frekuensi, kritis yang dimaksud dalam cerita ini adalah definisi yang ke-2. Kritis yang dimaksud ialah berusaha mencari tahu yang benar.
kritis1/kri·tis/ a 1 dalam keadaan krisis, gawat; genting (tentang suatu keadaan): keadaan pasien sangat -- karena terlampau banyak mengeluarkan darah; 2 dalam keadaan yang paling menentukan berhasil atau gagalnya suatu usaha.
kritis2/kri·tis/ a 1 bersifat tidak lekas percaya; 2 bersifat selalu berusaha menemukan kesalahan atau kekeliruan; 3 tajam dalam penganalisisan;
Saat aktivitas sedang padat namun didukung kondisi tubuh yang tidak prima, maka penularan penyakit dari orang lain akan mudah terjadi. Tanpa diduga, tenggorokan mulai terasa sakit. Menelan makanan saja rasanya malas. Lalu, aku mengunjungi seorang dokter yang aku biasa berkonsultasi dengannya. Sebut saja beliau dokter Mawar.
Dokter Mawar memeriksa tenggorokanku, katanya tenggorokanku memang memerah namun tidak sampai radang. Ia pun memberikan resep obat untuk ditebus yaitu antibiotik dan obat untuk tenggorokan
"Dok, ini radangnya karena virus atau bakteri ya? Nggak apa-apa aku dikasih antibiotik?"
Sebelum pergi ke rumah sakit, aku sudah mencari tahu mengenai radang tenggorokan dan kemungkinan penyebabnya. With the power of googling, aku menemukan bahwa ada yang penyakit disebabkan virus, dan ada juga yang disebabkan oleh bakteri.
Radang tenggorokan biasanya disebabkan oleh virus. Nah, antibiotik itu hanya menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh bakteri, bukan virus.
antibiotik/an·ti·bi·o·tik/ n Far zat kimia yang dihasilkan oleh berbagai mikroorganisme, bakteri tertentu, fungsi, dan aktinomisetet yang dalam kadar rendah sudah mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan atau menghancurkan bakteri atau berbagai mikroorganisme yang lain (misalnya penisilin, streptomisin, dan tetrasilin).
Iya, mungkin aku terlihat sok tahu, siapa aku coba, bisa-bisanya meragukan dokter? Tapi setidaknya aku paham, bahwa sepintar apapun dokter, pekerjaan utama mereka adalah menduga sebuah penyakit dari gejala yang ada. Menduga bisa benar, tapi ya bisa salah, makanya kita kenal malapraktik. Itulah pemahamanku, walaupun perlu juga digarisbawahi bahwa pemahamanku juga terbatas.
malapraktik/ma·la·prak·tik/ n praktik kedokteran yang salah, tidak tepat, menyalahi undang-undang atau kode etik
"Oh ya sudah, kamu sekalian cek darah saja nanti untuk hasil yang pasti. Ini nanti obatnya kamu tebus, ya."
Dokter Mawar menyarankanku untuk cek darah jika ingin mengetahui apakah penyakitku disebabkan oleh virus atau bakteri. Aku pun menuju laboratorium sekaligus menebus obat, termasuk antibiotiknya.
Dokter Mawar sangat baik dan ramah, makanya aku suka berobat dengannya. Bahkan untuk mendiskusikan hasil laboratorium, aku hanya perlu memberi tahu suster asisten saja, tidak perlu mendaftar ulang. Setelah menunggu 2 jam, hasil laboratorium keluar. Segera aku menuju ruang praktik dokter Mawar dan tak lama kemudian, dipanggil masuk ruangan.
"Hmm, oh iya.. leukosit kamu tidak melebihi batas. Ini berarti kamu sakitnya karena virus. Jadi ya, kamu tidak perlu minum antibiotiknya, langsung obat radangnya saja."
Dokter Mawar berkata seraya membentangkan hasil cek darah padaku. Dokter Mawar mengakui kesalahan diagnosanya. Tuh, kan? Dokter Mawar favoritku saja baru tahu pasti ketika melihat hasil laboratorium, padahal aku sudah terlanju menebus antibiotiknya, huhuhu.. Lalu, 10 menit selanjutnya, aku berdiskusi dengan beliau terkait resistensi bakteri jika terlalu sering minum antibiotik. Ya, perlu dipahami bahwa antiobiotik bukanlah obat segala penyakit.
Menjadi pasien yang kritis membuatku terhindar dari potensi resistensi bakteri karena meminum antibiotik saat tidak diperlukan. Tapi dasarnya aku memang selalu ingin tahu, aku penasaran, kira-kira berapa ya, harga antibiotik yang tidak akan kuminum ini.
"Sebentar, harganya 231.000 rupiah Mbak."
Begitu jawaban suster di bagian farmasi. Aduh, lumayan itu kalau buat jalan-jalan cantik kan, ya?
Setidaknya hari ini jadi pelajaran berharga baik untukku, juga untuk dokter Mawar.
Semoga Sisters bisa menjadi pasien yang lebih kritis dan selalu menjaga kesehatan, ya!
Sumber lain: www.kbbi.web.id