Sekolah atau kuliah ke luar negeri, siapa yang tidak tertarik? Apalagi kalau sekolah atau kuliahnya dibiayai orang lain atau sebuah institusi, alias mendapat beasiswa. Yang pasti bukan beasiswa mama papa ya ;))
Saya sering sekali mendapat pertanyaan bagaimana caranya mendapatkan beasiswa. Namun ketika saya tanya balik, Anda mau kuliah apa, sudah tahu jurusan apa yang mau diambil, yang ditanya malah diam :D. Jadi, sebenarnya Anda itu mau uangnya atau mau belajar, sih? Kalau saya ya. mau dua-duanya, hehehe..
Begini loh, prinsip saya belajar sambil jalan-jalan. Dengan jalan-jalan, saya juga belajar budaya penduduk setempat, bahasanya dan kebiasaan mereka, yang pasti berbeda dengan keseharian kita. Berbeda pula dengan apa yang kita temukan di buku teks pelajaran. Kecuali fakta-fakta sejarah, monumen atau bangunan peninggalan, tidak ada yang berubah dengan yang ada di buku ya ;). Bagi saya, hal-hal semacam itu akan memperkaya pengetahuan dan pengalaman hidup yang nantinya saya bagikan ke banyak orang melalui tulisan. Ya, maklumlah bidang studi yang saya geluti juga nggak jauh dengan apa yang saya temukan sebagai seorang traveller.
Daripada berpanjang-panjang, sok deh simak tips-tips mendapatkan beasiswa yang sudah pernah saya coba di bawah ini (dan alhamdulillah berhasil membawa saya keliling Eropa):
1. Tentukan dulu Anda mau kuliah apa dan di negara mana
Ya dong, misalkan minat Anda terhadap dunia seni, jadi pilih kuliah yang ada kaitannya dengan humaniora, budaya, bahasa, arsitektur. Lalu persempit lagi dengan pilihan negaranya. Anda suka dengan seni peradaban kuno? Eropalah pilihannya, bisa di Yunani, Perancis atau Italia. Atau Anda lebih tertarik seni kontemporer? Inggris, Amerika Serikat, Australia juga bisa menjadi pilihan. Untuk Anda yang menekuni bidang sains dan teknologi, Jerman dan Perancis bisa menjadi pilihan, karena dunia risetnya yang sangat berkembang karena dukungan pemerintah.Atau Anda lebih suka suasana yang tenang, modern, nyaman, sambil menikmati aurora borealis di langit fajar? Negara-negara Skandinavia bisa jadi pilihan!
Lalu, jangan pilih satu bidang studi atau satu negara saja, buatlah pilihan bidang studi dan negara cadangan. Jadi kalau Anda tidak lolos seleksi pilihan pertama, Anda masih bisa menaruh harapan di pilihan kedua, ketiga dan seterusnya.
2. Penuhi semua persyaratan yang diminta
Betul banget, jangan pake kecuali. Kalau beasiswa A minta TOEFL, motivation letter, CV, essay, persiapkan semua dokumennya. Kalau LPDP meminta surat keterangan sehat dan bebas narkoba dari rumah sakit pemerintah, artinya Anda harus memperolehnya dari rumah sakit pemerintah di Jakarta. Kalau ada beasiswa yang minta semua transkrip dan ijazah dilegalisir, pastikan seluruhnya dilegalisir, bahkan siapkan pula dokumen cadangan. Luangkanlah waktu khusus untuk melengkapi persyaratan administratif. Termasuk apabila Anda belum memiliki nilai TOEFL atau IELTS, ikuti tesnya dari jauh-jauh hari.
Melelahkan dan agak keluar duit sih memang, tapi worth it!
3. Persiapkan semua persyaratan dokumen dan kirim sebelum tanggal deadline
Namanya juga kompetisi, sama halnya jika Anda mengikuti sebuah lomba, kalau lewat dari tanggal deadline, ya otomatis nggak lolos, kan? Begitu pula dengan seleksi beasiswa. Saran saya, kalau bisa Anda sebaiknya mengirimkan semua dokumen paling lambat sebulan sebelumnya. Kenapa? Supaya kalau ada dokumen tambahan yang diminta atau masih ada yang kurang lengkap, Anda masih punya waktu untuk melengkapinya.
4. Buat esai dan CV yang oke serta menggugah
Biasanya, hampir setiap seleksi beasiswa yang ada, calon siswa diminta membuat sebuah karangan berbentuk esai. Cara membuat esai yang oke ada tekniknya tersendiri, dan biasanya setiap negara mempunyai ciri khas. Anda bisa contek salah satu formatnya di sini: http://www.internationalstudent.com/essay_writing/scholarship_essaysample/
Selain itu, pada CV Anda masukkan data-data yang relevan, sesuai dengan jenis beasiswa Anda. Misalkan Anda mendaftar kuliah S2 jurusan Fisika Nuklir, Anda bisa memasukkan data bahwa Anda pernah mengikuti lomba karya tulis ilmiah tingkat nasional. Tapi, kalau Anda pernah menang lomba makan kerupuk di acara 17 Agustus, yang ini tidak perlu ditulis ya ;))
5. Berdoa dan Berusaha
Sekolah atau kuliah pastinya akan menyita waktu, tenaga, pikiran dan mental Anda. Jadi, kalau memang Anda siap menghadapinya, berdoa dan berusaha sebaik-baiknya, dan yakinkan diri bahwa Anda layak mendapatkan beasiswa.
Kalau belum lolos juga? Jangan mudah menyerah, coba lagi seleksi tahun berikutnya!
Foto: Buku Erasmus Mundus The Stories Behind
http://www.nulisbuku.com/books/view_book/2530/beasiswa-erasmus-mundus-the-stories-behind